Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah kasus meninggal akibat Covid-19 di seluruh dunia sudah mencapai 2 juta orang, dipimpin oleh AS dengan angka menuju 400.000 kasus.
Bloomberg melaporkan Sabtu (16/1/2021), Brasil, India, Meksiko, dan Inggris berada di belakang Negeri Paman Sam, yang angkanya menyentuh 388.705 kasus. Jumlah kasus kematian global ini lebih tinggi ketimbang kombinasi malaria dan TBC pada tahun lalu, serta hampir menyamai angka kematian tertinggi akibat AIDS yang terjadi pada 2005.
Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington memproyeksi angka kematian dapat mencapai 2,89 juta kasus pada akhir 2021. Lembaga ini sudah melacak dan membuat model pandemi Covid-19 sejak setahun terakhir.
"Hingga Desember [2021], akan ada sekitar 1 juta kasus lagi," ujar Ali Mokdad, profesor kesehatan global dan ilmuwan populasi di lembaga tersebut.
Khusus untuk AS, dia menekankan masyarakat harus memakai masker hingga 75 persen penduduk diimunisasi, yang diperkirakan dapat tercapai pada musim panas tahun ini. Itupun dengan catatan, pasokan vaksin terus tersedia, tidak ada efek samping lebih lanjut, tidak ada mutasi baru di virus tersebut yang dapat membuat vaksin menjadi kurang efektif, serta masyarakat AS tidak terlalu cepat senang dengan kehadiran vaksin.
"Kasus-kasus akan turun karena vaksin dan cuaca. Kita harus tetap melakukan apa yang harus kita lakukan," sambung Mokdad.
Baca Juga
Ahli penyakit menular AS Anthony Fauci memperkirakan herd immunity alias kekebalan kelompok di AS bisa terjadi pada musim panas 2021 dan kondisi berangsur normal pada akhir tahun. Adapun WHO memprediksi kondisi tersebut baru bisa tercapai secara global pada 2022.
"Bahkan jika vaksin mulai melindungi kelompok paling rentan, kita tidak akan mencapai level herd immunity manapun pada 2021. Bahkan jika terjadi di beberapa negara, vaksin tidak akan melindungi semua orang di seluruh dunia," papar Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan dalam konferensi pers, Senin (11/1).
WHO sudah memesan lebih dari 2 juta dosis vaksin bagi negara berpenghasilan menengah dan rendah melalui fasilitas COVAX-nya. Badan PBB itu juga masih bisa memesan lebih dari 1 juta dosis lagi.
Meski demikian, Swaminathan optimistis kondisi bakal membaik karena pengembangan vaksin Covid-19 nyatanya dilakukan oleh banyak perusahaan.