Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Komite PC-PEN) Airlangga Hartarto memastikan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mendapat data uji coba vaksin Sinovac dari Brasil dan Turki.
"Emergency Use Authorization sudah dikeluarkan di Turki dan kita sudah dapat hasil studi dari Brasil," ujar Airlangga, Jumat (8/1/2021).
Dia juga menegaskan bahwa BPOM akan segera mengeluarkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dalam waktu dekat. BPOM, menurutnya, juga sudah mengunjungi pabrik Sinovac di China.
Adapun, BPOM akan mengumumkan UEA oleh Kepala BPOM dalam media briefing pengawalan keamanan, khasiat, dan mutu vaksin Covid-19 sebelum dan sesudah peredaran hari ini, Jumat, pukul 13.30 WIB.
Dari penelusuran Bisnis, dua negara yakni Brasil dan Turki sudah terlebih dahulu merilis kemanjuran vaksin dengan metode inaktivasi virus itu. Dua negara ini, juga sama dengan Indonesia menjadi tempat uji klinis tahap akhir.
Turki, telah terlebih dahulu merilis kemanjuran vaksin pada 25 Desember 2020 lalu. Pemerintah setempat menyatakan CoronaVac menunjukkan kemanjuran 91,25 persen dalam uji klinis Fase III di Turki.
Baca Juga
Bahkan, mereka menyatakan data itu bisa meningkat, dengan evaluasi dari Komite Ilmiah.
"Kami yakin akan efek vaksin tersebut. Kami sekarang yakin bahwa vaksin tersebut efektif dan aman untuk orang-orang Turki," kata Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca di sebuah konferensi pers pada hari Kamis dilansir GlobalnTimes.
Sementara itu, Brasil merilis vaksin eksperimental yang dikembangkan Sinovac Biotech Ltd. China mencatatkan tingkat keefektifan hingga 78 persen dalam melawan Covid-19.
Data tersebut diperoleh dari uji klinis tahap akhir di Brasil. Capaian tersebut menjadi hasil paling pasti sejauh ini terkait keefektifan vaksin. Data tersebut menghapus data sebelumnya yang justru memicu kebingungan dan keraguan.
Uji coba fase III di Brasil, melibatkan sekitar 13.000 peserta. Angka tersebut di bawah efektivitas yang mendekati 95 persen pada vaksin mRNA produksi Pfizer Inc. dan Moderna Inc.