Bisnis.com, JAKARTA - Arab Saudi dan Qatar sepakat membuka kembali wilayah udara dan perbatasan maritim mereka mulai kemarin setelah pembekuan hubungan selama tiga setengah tahun. Hal itu diungkapkan pejabat Kuwait.
Menteri Luar Negeri Kuwait Ahmad Nasser Mohammed al Sabah mengatakan di televisi pemerintah bahwa berdasarkan rekomendasi dari Yang Mulia Sheikh Nawaf al Ahmad al Sabah, Emir Kuwait, telah disepakati untuk membuka perbatasan udara dan laut sejak Senin (4/1/2021) antara Arab Saudi dan Qatar.
Dia juga mengatakan bahwa kesepakatan akhir adalah buah dari lobi yang ditengahi oleh Emir Kuwait dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.
Terobosan diplomatik itu muncul satu hari sebelum pertemuan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) pada hari ini yang diselenggarakan oleh Arab Saudi.
Perwakilan dari Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) akan menghadiri acara tersebut. Emir Qatar juga akan menghadiri KTT sekaligus sebagai kunjungan pertamanya ke negara itu dalam tiga tahun terakhir seperti dikutip CNN.com Selasa (5/1/2021).
Dalam sebuah pernyataan, Mohammed bin Salman mengatakan KTT itu akan fokus pada "persatuan dan kohesi" regional, menurut Saudi Press Agency (SPA) yang dikelola pemerintah.
Baca Juga
"Melalui [KTT] Raja [Saudi] dan saudara-saudaranya serta para pemimpin (Dewan Kerjasama Teluk) berharap momen itu akan memperkuat persatuan dan kohesi dalam menghadapi tantangan kawasan," menurut SPA.
Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan kepada CNN bahwa menantu dan penasihat senior Presiden Trump, Jared Kushner, yang membantu merundingkan pembukaan kembali hubungan antara kedua negara, diharapkan hadir pada pertemuan puncak yang menandai pencapaian tersebut.
Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan dengan Qatar pada tahun 2017 setelah menuduh negara itu mendukung terorisme dan membuat kawasan tidak stabil. Qatar, satu-satunya yang berbatasan darat dengan Arab Saudi, menolak tuduhan tersebut. Pemerintah negara itu menyebut tudingan itu 'tidak dapat dibenarkan' dan 'tidak berdasar'.
Kendati begitu, Arab Saudi dan Qatar baru-baru ini berupaya untuk menutup celah tersebut. Pada konferensi diplomatik virtual pada bulan Desember, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud mengatakan dia optimistis untuk memperbaiki hubungan.
Kedua negara telah mengambil langkah-langkah 'signifikan' menuju rekonsiliasi, katanya.