Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Melambung, Inggris Kembali Lockdown Nasional untuk Ketiga Kalinya

Penguncian darurat penuh akan segera dimulai dan berlangsung hingga setidaknya 15 Februari 2021 dan berpotensi memukul bisnis ritel dan perhotelan serta mengancam akan mendorong ekonomi ke dalam resesi ganda atau double-dip.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali dari Parlemen di London, Inggris, pada Rabu (30/12/2020)./Bloomberg
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali dari Parlemen di London, Inggris, pada Rabu (30/12/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan memberlakukan penguncian virus Corona ketiga di seluruh Inggris, menutup sekolah dan memerintahkan masyarakat untuk tinggal di rumah, di tengah peringatan krisis kapasitas rumah sakit yang diumumkan Layanan Kesehatan Nasional (NHS).

Data menunjukkan infeksi baru melonjak melewati 50.000 per hari dan lebih banyak orang di rumah sakit daripada saat puncak pertama virus pada April lalu.

Pada 4 Januari 2021, ada 26.626 pasien di rumah sakit dengan Covid-19, peningkatan 30 persen dalam seminggu, yang menurut pemerintah disebabkan lonjakan infeksi dari jenis virus baru yang lebih cepat menyebar.

Penguncian darurat penuh akan segera dimulai dan berlangsung hingga setidaknya 15 Februari 2021 dan berpotensi memukul bisnis ritel dan perhotelan serta mengancam akan mendorong ekonomi ke dalam resesi ganda atau double-dip.

Johnson mengaku tidak punya pilihan selain menutup semua kegiatan sosial, pendidikan, dan perjalanan yang tidak penting dalam menghadapi lonjakan infeksi yang tiba-tiba dan parah.

"Rumah sakit kami berada di bawah tekanan lebih dari Covid daripada kapan pun sejak dimulainya pandemi," kata Johnson, dilansir Bloomberg, Selasa (5/1/2021).

Dia melanjutkan, sebagian besar negara sudah berada di bawah tindakan ekstrem dan pemerintah perlu berbuat lebih banyak untuk mengendalikan varian baru sementara vaksin telah diluncurkan.

Polisi akan memiliki kekuatan hukum untuk menerapkan denda dan perintah pembubaran yang kemungkinan akan diberlakukan selama dua bulan ke depan. Parlemen yang sedang reses akan dipanggil kembali untuk memperdebatkan langkah-langkah tersebut besok, tetapi aturan tersebut akan disahkan hari ini.

Sebelumnya, Johnson menolak tekanan dari para ilmuwan dan anggota parlemen oposisi untuk mengunci seluruh negeri pada Desember. Dia memilih untuk mempertahankan sistem tingkat regional sebagai gantinya.

Namun, kepala petugas medis pemerintah untuk empat negara bagian Inggris memperingatkan bahwa layanan kesehatan mungkin tidak dapat mengatasinya tanpa tindakan segera. Mereka mengeluarkan pernyataan dua jam sebelum pengumuman perdana menteri. Skotlandia sebelumnya mengumumkan penguncian mulai tengah malam.

"Kami sekarang berada dalam perlombaan antara vaksin dan virus," kata Menteri Pertama Nicola Sturgeon saat dia memerintahkan orang Skotlandia untuk tinggal di rumah dan sekolah tetap tutup.

Johnson telah menjadikan sekolah tetap terbuka untuk pembelajaran tatap muka sebagai prioritas bagi pemerintahnya, tetapi para ilmuwan memperingatkan bulan lalu bahwa lembaga pendidikan harus tutup untuk menghentikan penyebaran virus. Meskipun anak-anak jarang menderita penyakit yang parah, mereka dapat menulari keluarganya setelah tertular dari teman-temannya.

Resesi double-dip tampaknya semakin tak terhindarkan sebagai akibat dari lockdown baru. Sebelum pengumuman Johnson, sebagian besar ekonom memperkirakan ekonomi Inggris akan tumbuh lebih baik pada kuartal ini.

Penutupan sekolah selama empat minggu dapat menghabiskan biaya sebanyak 3 persen dari PDB, menurut Ludovic Subran, kepala ekonom di Allianz SE.

Bloomberg Economics memperkirakan bahwa sebanyak 6 persen dari pasokan tenaga kerja Eropa dapat dipengaruhi oleh terbatasnya pilihan pengasuhan anak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper