Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan pengetatan pembatasan mobilitas akan diterapkan jika diperlukan untuk menekan penyebaran Covid-19, termasuk menutup sekolah.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, dilansir Bloomberg, Minggu (3/1/2021), Johnson tidak mengelaborasi pengetatan regulasi yan dimaksud.
“Kita mungkin akan melakukan beberapa hal dalam beberapa pekan mendatang yang akan lebh ketat di sejumlah daerah. Inggris sedang menghadapi virus Corona varian baru yang menyebar cepat di London dan kawasan tenggara Inggris sehingga kebijakan tambahan diperlukan,” katanya.
Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi pemerintah adalah bagaimana mengatur pembukaan sekolah saat ini dimana jumlah kasus Covid-19 melampui 50.000 dalam sehari.
Pemerintah di bawah kepemimpinan Johnson terus mencoba untuk membuka sekolah selama pandemi Covid-19. Dia juga meyakinkan para orang tua bahwa sekolah aman dan virus Corona memiliki risiko rendah bagi anak muda.
“Kita terlalu lama menutup sekolah. Kita akan memastikan semuanya dilakukan dengan kajian terus-menerus yang didasarkan atas kajian kesehatan dan bukan politik,” tekannya.
Pernyataan Johnson kontras dengan serikat guru di Inggris yang menyatakan anggotanya untuk tidak kembali ke sekolah. Di London, dimana level infeksi kasus Covid-19 per kapita paling tinggi di Inggris, pemerintah setempat menginstruksikan semua sekolah dasar tutup hingga periode pengajaran pekan ini.