Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Iran menuduh Israel mempengaruhi Amerika Serikat untuk memulai perang dengan Iran seiring dengan setahun meninggalnya Jenderal Qassem Soleimani.
Dilansir dari Bloomberg, Minggu (3/1/2021), Menlu Mohammad Javad Zarif mengatakan intelijennya di Irak menunjukkan bahwa agen provokator Israel melakukan serangan terhadap target AS.
Israel juga dituding meletakkan "jebakan" bagi Presiden Donald Trump agar memulai konflik dan berupaya menghalangi rencana Joe Biden untuk menyelamatkan Kesepakatan nuklir 2015.
Hal ini diungkapkan usai pernyataannya soal kesiapan militer Iran dalam menghadapi tekanan dari AS dan menyatakan pernyataan permusuhan setelah pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani oleh AS dalam serangan pesawat tak berawak di Irak pada 3 Januari 2020.
Penasihat militer Iran Yahya Ramin Safavi mengatakan pasukan AS berada dalam posisi rentan dan defensif karena takut Iran akan membalas.
“Kami berharap ketika pemerintahan jahat Trump masih ada, tidak ada yang akan terjadi. Kami tidak akan pernah memulai perang, tetapi jika seseorang menyerang Iran, kami akan bereaksi tegas dan dengan penuh kesiapan,” katanya dalam siaran TV Iran.
Baca Juga
AS telah memulangkan pasukan USS Nimitz, kapal induk pembawa pesawat yang beroperasi di Timur Tengah pada Kamis, hanya sehari setelah AS mengirimkan pesawat pengebom Boeing B-52 Stratofortress ke Teluk Persia.
Ketegangan antara Iran dan AS meningkat dalam beberapa pekan terakhir mengikuti gerakan Trump yang mencoba mengancam Republik Islam pada detik-detik terakhir kepemimpinannya. Trump diketahui tengah mencoba menggagalkan rencana Biden untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir.