Bisnis.com, JAKARTA - Pertukaran data ilmiah terkait vaksin Covid-19 terus menjadi fokus Indonesia.
Melalui Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Indonesia terus menjalin komunikasi dengan negara lain.
"Diplomasi juga bergerak untuk memperlancar pertukaran data ilmiah yang diperlukan bagi pemberian izin penggunaan darurat," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam jumpa pers virtual usai penandatanganan pembelian 100 juta dosis vaksin AstraZeneca dan Novavax, Rabu (30/12/2020).
Menlu Retno menyebut data ilmiah "sangat penting artinya dan tidak boleh ditawar."
Hal itu disampaikan Menlu meneruskan pesan Presiden Joko Widodo mengenai penerapan prinsip kehati-hatian dalam rangkaian proses vaksinasi Covid-19.
Retno menambahkan bahwa untuk urusan ini, Kemlu memfasilitasi pertemuan secara virtual antara tim Indonesia dengan tim Turki pada 27 Desember, serta terus menjalin komunikasi terkait hal yang sama dengan Brasil.
Baca Juga
- Pakar Ungkap Penyebab Kemanjuran Vaksin Covid-19 China Lebih Rendah dari Buatan Barat 30 Desember 20
- Perawat Senior Ini jadi Orang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19 di Singapura 30 Desember 2020 16:51 W
- Vaksin Covid-19 Sinopharm Efektif 79,34 persen, Hasilkan Antibodi 99,52 Persen 30 Desember 2020 16:4
Awal Desember lalu, Indonesia telah menerima pasokan vaksin yang dikembangkan perusahaan asal China, Sinovac Biotech, sebanyak 1,2 juta dosis. Pasokan akan ditambah pada Kamis (31/12/2020) sebanyak 1,8 juta dosis, sehingga totalnya menjadi tiga juta dosis.
Saat ini, uji klinis vaksin Sinovac masih dilakukan di Bandung, Jawa Barat. Data interim tiga bulan mengenai efektivitas vaksin akan diterima otoritas terkait "pada awal pekan pertama Januari 2021", kata Kepala Badan pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito, dalam jumpa pers yang sama.
Turki dan Brasil baru-baru ini mengumumkan efektivitas vaksin Sinovac berdasarkan hasil uji klinis di negara masing-masing.
Menurut data interim uji klinis fase III di Turki, yang dirilis 24 Desember, vaksin Sinovac terbukti 91,25 persen efektif. Para ilmuwan negara itu juga menyebut relawan vaksin tidak menunjukkan efek samping yang signifikan dalam masa uji coba.
Sementara pada 23 Desember, ilmuwan Brasil yang menjalankan uji klinis fase akhir menyatakan vaksin Sinovac memiliki efektivitas lebih dari 50 persen. Namun, atas permintaan perusahaan, hasil lengkapnya masih ditahan agar tak dirilis.