Bisnis.com, JAKARTA – Malaysia segera siap mengamankan tambahan 6,4 juta dosis vaksin dari AstraZeneca Plc. lewat fasilitas dari Covax, dan sedang berdiskusi dengan Pfizer Inc. terkait opsi untuk meningkatkan pembeliannya, untuk mendukung negara tersebut melawan pandemi Covid-19.
Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan rencananya dari kesepakatan tersebut Malaysia akan melipatgandakan pembelian vaksin dari perusahaan asal Inggris itu, dengan kiriman pertamanya diperkirakan baru tiba pada kuartal II/2021.
Pemerintah Malaysia juga sedang melakukan negosiasi tahap akhir dengan perusahaan vaksin asal China, Sinovac, untuk membeli 14 juta dosis, dari CanSino Biologics 3,5 juta dosis dan 6,4 juta doses dari Sputnik V milik Gamaleya Institute, Rusia.
“Kesepakatan dengan Sinovac, Cansino, dan Gamaleya akan melibatkan perusahaan lokal yang sudah teridentifikasi mampu bekerja sama menyelesaikan proses dan menambah kapasitas produksi,” ungkap Khairy, dilansir Bloomberg, Rabu (23/12/2020).
Pemerintah Malaysia mengaku masih terus berjuang melakukan penanganan Covid-19 setelah adanya gelombang baru virus corona yang muncul pada September dan mengancam pemulihan ekonomi yang baru mulai bangkit.
Jumlah infeksi Covid-19 harian pada 10 Desember 2020 mencapai rekor sampai 2.234 kasus sehari setelah adanya lonjakan kasus yang terlacak di sejumlah perusahaan.
Malaysia menghabiskan setidaknya US$504 juta untuk membeli vaksin agar bisa memenuhi kebutuhan 26,5 juta jiwa, atau sekitar 80 persen dari populasinya.
Pemerintah setempat juga telah mengamankan 12,8 juta dosis vaksin dari Pfixer-BioNTech SE pada bulan lalu, dan pada Selasa (22/12/2020), telah menandatangani kesepakatan pembelian langsung ke AstraZeneca sebanyak 6,4 juta dosis.
Saat ini, Malaysia masih melakukan negosiasi dengan Pfizer terkait kemungkinan untuk menambah pembeliannya hingga 20 persen dari populasi dan sedang berdialog dengan Moderna dan Johnson & Johnson.
“Saya tak akan menampk kemungkinan bahwa kami harus meningkatkan pesanan kami. Vaksin Johnson & Johnson juga disuntikkan hanya sekali. Kami lebih memilih vaksin sekali suntik. Jadi, kami masih mencari yang satu kali suntik,” imbuh Khairy.