Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penularan Masih Tinggi, Disiplin Protokol Kesehatan Harus Dijaga

Di tengah tingkat penularan yang tinggi, penurunan tingkat kepatuhan protokol kesehatan menyebabkan kasus positif melesat.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito / www.covid19.go.id
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito / www.covid19.go.id

Bisnis.com, JAKARTA -- Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan masih fluktuatif. Di tengah tingkat penularan yang tinggi, hal itu menyebabkan kasus positif melesat.

“Kita harus tahu perilaku masyarakat fluktuatif. Lihat zonasi kepatuhan itu berubah dari waktu ke waktu, Maka dari itu ketahanan kita bersama itu kunci utama dalam rangka menurunkan kasus,” kata Wiku dalam Talkshow bertajuk Nafas Panjang Penanganan Covid-19 yang disiarkan di Youtube BNPB, Jumat (18/12/2020).

Wiku menjabarkan bahwa kasus aktif per 13 Desember 2020 mencapai 15,08 persen. Angka ini lebih tinggi dari rekor tertinggi pada bulan lalu.

“Ini bukan perkembangan yang diharapkan,” kata Wiku.

Pada bulan lalu, rata-rata kasus aktif nasional sebesar 12,8 persen. Angka tertinggi menyentuh 13,78 persen.

“Kasus aktif bulan ini, angka yang tinggi untuk kita semua,” kata Wiku.

Pada pekan lalu, Jawa Tengah dinilai menjadi salah satu wilayah dengan penurunan kepatuhan, sehingga mengalami kenaikan kasus hingga 88,8 persen dalam sepekan.

Selain Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur juga mencatat kenaikan kasus signifikan. Kedua provinsi, masing-masing, naik sebesar 60,6 persen, dan 39,1 persen.

Adapun, kasus terkonfirmasi positif virus Corona (Covid-19) kemarin, Kamis (17/12/2020) bertambah 7.354 sehingga totalnya menjadi 643.508 orang.

Pada hari sebelumnya, Rabu (16/12/2020),  kasus positif bertambah 6.725 orang. Sementara itu, Selasa (15/12/2020), penambahan kasus hari juga lebih dari 6.000 orang, atau 6.120 orang.

Saat ini pemerintah tengah berupaya melakukan internvesi dengan memberikan vaksin gratis kepada seluruh masyarakat. Hal itu diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi mengungkapkan bahwa yang akan diprioritaskan untuk menerima vaksin adalah para dokter dan perawat yang berjuang melawan pandemi Covid-19. Kemudian, TNI-Polri yang menjaga kedaulatan dan keamanan negara.

"Setelah itu bisa ke para guru dan nanti semuanya bisa mendapatkan vaksinasi gratis. Jangan ada yang pikir, wah [vaksin] bayar. Itu gratis," papar Jokowi.

Presiden Jokowi juga memastikan dirinya akan menjadi orang pertama yang divaksin. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19.

Seperti diketahui, vaksin Covid-19 menuai pro dan kontra. Sejumlah masyarakat masih memiliki keraguan untuk menerima vaksin.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper