Bisnis.com, JAKARTA - Peru untuk sementara menangguhkan uji klinis vaksin Covid-19 yang dibuat oleh raksasa obat China Sinopharm setelah mendeteksi masalah neurologis di salah satu relawan penguji.
Institut Kesehatan Nasional mengatakan bahwa mereka telah memutuskan untuk menghentikan uji coba setelah seorang relawan mengalami kesulitan menggerakkan lengan.
"Beberapa hari yang lalu kami memberi isyarat, karena kami diminta, kepada otoritas regulasi bahwa salah satu peserta kami [dalam uji coba] menunjukkan gejala neurologis yang dapat sesuai dengan kondisi yang disebut sindrom Guillain-Barre," kata kepala peneliti German Malaga, dilansir Channel News Asia, Sabtu (12/12/2020).
Pada 1970-an, vaksinasi terhadap 450 orang yang terjangkit virus flu babi menyebabkan sindrom Guillain-Barre, yakni kelainan langka dan tidak menular yang memengaruhi pergerakan lengan dan kaki. Sindrom itu juga dapat menyebabkan kelumpuhan.
Uji klinis Peru untuk vaksin Sinopharm akan selesai minggu ini, setelah menguji sekitar 12.000 orang.Jika mereka berhasil, pemerintah Peru diharapkan membeli hingga 20 juta dosis untuk menyuntik dua pertiga dari populasinya.
Sebanyak 60.000 relawan di seluruh dunia telah disuntik vaksin Sinopharm, termasuk di Argentina, Rusia dan Arab Saudi.
Baca Juga
Peru memiliki salah satu tingkat kematian per kapita tertinggi di dunia akibat virus, yang hingga Jumat kemarin telah menyebabkan 36.499 kematian dan 979.111 infeksi.
Pandemi juga telah memukul ekonomi negara Amerika Selatan itu dengan keras, dengan PDB anjlok lebih dari 30 persen pada kuartal kedua.