Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menyentil Deddy Corbuzier lewat akun twitternya.
Dia menegur Deddy dengan menyebutkan sebaiknya Deddy membaca dan melakukan riset terlebih dahulu dengan narasumber.
"Sebaiknya baca & riset sebelum cuap2 dengan narasumber!," tegur Susi di akun twitternya.
Ternyata, teguran itu terkait cuitan Deddy yang dibuat 5 hari lalu soal budidaya lobster di tanah air.
Deddy, mempromosikan isi podcastnya dengan Effendi Gazali yang memang membahas soal bisnis lobster di tanah air.
Di judul kanal youtubenya, dituliskan "Saya Menantang Susi Pudjiastuti". Ada apa antara Effendy Gazali dan Susi Pudjiastuti.
Baca Juga
"Masih banyak yang masyarakat tidak tahu tentang korupsi Lobster ini.. Kita buka disini," tulis Deddy.
Di podcast dengan Effendy Gazali itu memang menyebut nama Susi Pudjiastuti. Effendy mengatakan siap mengajak diskusi Susi Pudjiastuti terkait ekspor lobster tersebut.
Effendy juga mengungkapkan perihal kerugian negara akibat ekspor lobster yang nilainya mencapai lebih dari Rp10 triliun setiap tahunnya.
"Pada 2019 saja, saat menterinya masih bu Susi, PPATK mengatakan bahwa pencuciian uang atau ekspor illegal atau penyelundupan karena jaman bu Susi lobster tidak boleh diekspor, pencucian uang yang diendus oleh PPATK sebesar Rp900 miliar," ujarnya.
Bahkan, dia mengaku mendatangi langsung ke Vietnam dan menemukan bahwa setiap harinya Vietnam beli benih lobster hingga 1 juta. Artinya, selama Vietnam bisa terus menerus bisa ekspor ke berbagai negara, 80 persen benihnya dari Indonesia. Sehingga bisa disebutkan pada 2019 ketika peraturan resmi melarang ekspor benih lobster, ternyata Vietnam tetap menerima 1 juta benih menyebrang setiap hari.
Menariknya, lanjutnya, Vietnam mengaku tidak membeli langsung dari Indonesia tapi dari Singapura secara resmi.
"Jadi dari Indonesia yang diselundupkan dari Indonesia melalui sindikat totalnya 360 juta melalui Singapura. Benih itu adalah 10 persen lobster mutiara dan 90 persen lobster pasir, yang jika dikalikan dengan harga-harga pada walktu itu menjadi Rp10,8 triliun.
Meski demikian, Effendy menampik menuding satu nama, namun hanya menjelaskan kejadian itu terjadi setiap tahunnya.
Bahkan, Effendy juga mengungkapkan dia mengagumi Susi yang tegas menenggelamkan kapal-kapal asing yang masuk ke perairan tanah air.
"Saya hanya ingin diskusi yang tujuannya untuk pendidikan publik. Mungkin ada kekeliruan tentang teori lobster yang diputarbalikan," katanya.
Teori pertama misalnya, lobster itu terancam punah. Menurutnya, data dari badan PBB tidak termasuk yang terancam punah.
Menurut badan riset kementerian kelautan dan perikanan saat Susi Pudjiastuti sebagai menterinya telaah pada 2019, disebutkan bahwa jumlah potensi benih lobster di Indonesia itu ada 860 miliar.
Di dunia, lobster terus diperdagangkan ribuan ton jadi mana mungkin tidak akan punah.