Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) dalam sepekan terakhir. Penyidik senior KPK Novel Baswedan menjelaskan bahwa butuh proses panjang untuk membuat komisi itu kembali bertaji.
Komisi Antirasuah menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo pada Rabu (25/11/2020) di Bandara Soekarno Hatta sepulang dari Hawaii, Amerika Serikat. Dia diduga terlibat dalam kasus suap ekspor benih lobster.
Dua hari berselang, KPK kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna. Pria itu tertangkap akibat diduga terlibat pada kasus tindak pidana korupsi pada proyek pembangunan rumah sakit Kasih Bunda.
Novel Baswedan menyebutkan bahwa mulai terlihatnya kembali taji KPK dalam pemberantasan korupsi akibat proses panjang yang terjadi di tubuh komisi antirasuah itu.
“Kenapa belakangan kok ada [OTT]? Prosesnya panjang, saya tidak bisa menjelaskan secara keseluruhan karena saya bagian dari proses itu,” katanya melalui akun Youtube Karni Ilyas Club dikutip Senin (30/11/2020).
Novel merupakan sosok yang memimpin operasi tangkap tangan Edhy Prabowo. Menurutnya, dalam kegiatan operasi KPK, dia hanya bagian dari tim. Selain itu penangkapan itu terjadi karena proses panjang hingga keterlibatan masyarakat.
Baca Juga
“Memang banyak faktor di sana ada waktu proses yang dilakukan dengan berlanjutan dengan ketekunan cerat dan terpenting adalah keberhasilan di KPK selama ini adalah berhubungan dengan kecepatan dan kekedapan,” ujarnya.
“Makin cepat proses yang dialkukan, semakin kedap operasinya maka keberhailannya akan semakin tinggi. itu dari sisi normatif,” terang Novel.
Di sisi lain, pihaknya terkadang juga mengalami sejumlah kendala dalam pengungkapan kasus. Kendati begitu, ketekunan serta keseriusan menjadi poin penting keberhasilan penangkapan pekan lalu.