Bisnis.com, JAKARTA - Politikus Partai Demokrat Cipta Panca Laksana mengunggah sebuah video melalui akun media sosial twitter miliknya pada Jumat (27/11/2020). Dalam video tersebut ada Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin saat ikut kunjungan kerja Menteri KKP Edhy Prabowo ke Kabupaten Demak.
"Sebelum pura2 mewek di Mata Najwa, gayanya selangit banget Ngabalin," cuit panca melalui akun twitter pribadinya @panca66.
Adapun, video yang diunggah Panca itu terlihat sosok Ngabalin bersama Staf Khusus Menteri KKP Andreau Misanta yang tengah mengikuti kegiatan kunjungan kerja Menteri KKP Edhy Prabowo di Demak, Jawa Tengah.
Berdasarkan penelusuran Bisnis, video yang diunggah Panca itu ternyata sebelumnya diunggah oleh Staf Khusus Menteri KKP Andreau Misanta melalui akun instagram pribadinya @andreau_pribadi pada 8 Juli 2020.
"Apa kabar semua seluruh teman-teman di Indonesia, saya sedang mengawal menteri baru periode kedua Presiden Jokowi, namanya Dr.Hj. Edhy Prabowo di Kabupaten Demak," ujar Ngabalin dalam video berdurasi 1 menit 30 detik tersebut.
Sebelum pura2 mewek di Mata Najwa, gayanya selangit banget Ngabalin pic.twitter.com/uROE3pt8gB
— #RepublikDagelan (@panca66) November 27, 2020
Ngabalin mengungkapkan alasannya mengikuti kunjungan Menteri KKP Edhy Prabowo ialah untuk melihat langsung apa kebijakan-kebijakan Menteri KKP di lapangan dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan nelayan.
Baca Juga
"Kita pastikan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Menteri Edhy sekarang adalah mendatangkan kemaslahatan untuk mengangkat kesejahteraan nelayan, itu pasti. kenapa saya tahu? iyalah, saya kan komisi pemangku kebijakan publik dan kantor staf presiden. Kita mengawal kebijakan-kebijakan presiden yang dilakukan oleh Menteri Edhy," paparnya.
Ngabalin pun menyinggung pihak-pihak yang sering mengkritik dan melemparkan fitnah terhadap Menteri KKP Edhy Prabowo.
"Jadi jangan ada yang nyinyir-nyinyir, fitnah sana, fitnah sini, ikhlas dong. Ini menteri baru sekarang, paham ngga?" ujar Ngabalin.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin sempat disebut-sebut terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus dugaan gratifikasi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo.
Namun, Ngabalin memberikan klarifikasi bahwa dirinya tidak terlibat dalam masalah tersebut meskipun saat OTT bersama rombongan Edhy Prabowo dari Hawai, Amerika Serikat.
Dalam acara Mata Najwa di Trans7, Rabu (26/11/2020) malam, dia kembali memberikan pernyataan bahwa dirinya tidak ikut terjaring OTT pada kasus gratifikasi ekspor benur lobster. Dia sendiri mengaku tidak mengetahui siapa saja yang diciduk dalam operasi tangkap tangan itu.
"Saya itu tidak tau siapa-siapa yang beliau bawa. KPK itu bawa siapa saja saya tidak tahu. Karena dari awal kan saya bilang, bahwa dari awal daftar nama-nama yang dibawa dan dimintai keterangan KPK siapa-siapa dipanggil sudah ada di beliau, sehingga kami yang tidak termasuk itu disiapkan jalur sendiri," ujarnya saat diwawancara Najwa Shihab melalui telepon.
Sejurus kemudian, suara Ngabalin di ujung telepon terdengar terbata-bata. Dia menyampaikan bahwa sebagai teman dan sahabat tidak bisa meninggalkan Edhy Prabowo begitu saja sehingga harus menemani sampai proses KPK selesai di Bandara Soekarno-Hatta.
"Saya harus menemani Edhy Prabowo sampai dengan penyelesaian, sampai dipisahkan dengan KPK, itu menurut saya adalah komitmen persahabatan saya, dan saya percaya dia seorang yang baik untuk bisa membawa kami, saya punya perilaku itu harus lakukan, karena saya tidak boleh membiarkan dia dalam kesulitan kemudian saya pergi lari tinggalkan dia, apapun alasannya saya harus menemani Edhy," ujar Ngabalin.
Seperti diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penetapan ekspor benih lobster atau benur.
Edhy ditetapkan sebagai tersangka usai ditangkap tangan oleh KPK di Bandara Soekarno Hatta pada Rabu (25/11/2020) sekembalinya dari lawatannya ke Amerika Serikat.
Selain itu, Staf khusus Menteri KKP Andreau Misanta juga ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Sebelumnya, dia sempat buron, tapi akhirnya menyerahkan diri ke KPK pada Kamis (26/11/2020) siang.