Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Nilai Perjanjian RCEP Bakal Rugikan Asean

Indef menyerukan agar pemerintah berhat-hati sebab secara bilateral Indonesia telah memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan semua negara anggota RCEP. Yang patut dikhawatirkan adalah pemburukan defisit transaksi berjalan.
Selain itu, implementasi RCEP melibatkan enam negara mitra, yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan India. /Asean.org
Selain itu, implementasi RCEP melibatkan enam negara mitra, yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan India. /Asean.org

Bisnis.com, JAKARTA - Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan ditandatangani pada 15 November 2020, mengakhiri negosiasi yang telah berlangsung sejak 2013.

The Japan Times melaporkan perjanjian dagang yang melibatkan 10 negara Asean dan sejumlah negara Asia-Pasifik itu, akan ditandatangani tanpa keikutsertaan India yang khawatir defisit perdagangan dengan China akan semakin melebar.

Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan negara-negara Asean kemungkinan akan terdampak negatif perjanjian ini dalam hal negara perdagangan.

Sebuah analisis yang dipimpin Sachin Kumar Sharma dari Indian Institute of Foreign Trade bertajuk "A Quantitative Assessment of India’s Withdrawal from RCEP: Issues and Concerns" mengonfirmasi hal itu.

Jika India ikut menandatangani RCEP, neraca dagang Asean akan US$-3.157 juta, sedangkan tanpa India, defisitnya melebar menjadi US$-4.344 juta.

"India akan ikut atau tidak, tetap pengaruhnya negatif," katanya kepada Bisnis, Selasa (10/11/2020).

Sementara itu, dampak penghapusan tarif terhadap PDB Asean setelah RCEP yakni US$-10.909 juta tanpa India dan US$3.670 juta dengan India.

Menurut Tauhid, ketidakikutsertaan India akan mengurangi pamor RCEP karena negara itu termasuk salah satu yang memiliki PDB terbesar diantara para anggota.

Dia menyerukan agar pemerintah berhat-hati sebab secara bilateral Indonesia telah memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan semua negara anggota RCEP.

"Jangan-jangan defisit perdagangan kita akan memburuk. Apalagi dari sisi neraca perdagangan bilateral, bisa jadi defisit perdagangan Indonesia dengan Asean dan China akan meningkat tajam jika bergabung dengan dengan kesepakatan RCEP," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper