Bisnis.com, JAKARTA – Badai Topan Goni menghantam daratan timur Filipina pada Minggu (1/11/2020) pagi. Sebanyak 1 juta penduduk telah diungsikan untuk mengantisipasi bencana ini.
Dilansir dari Bloomberg, Topan Super Goni menghantam daratan Catanduanes pada Minggu pagi dan diperkirakan akan melintasi area selatan Luzon dan Metro Manila mulai sore hari sebelum keluar dari daratan pada Senin (2/10/2020).
"Dalam 12 jam ke depan, angin kencang yang dahsyat dan curah hujan yang sangat deras akan melanda Catanduanes, Camarines Norte, Camarines Sur, Albay, bagian utara Sorsogon dan bagian tengah dan selatan Quezon. Ini situasi yang sangat berbahaya untuk area ini,” demikian menurut peringatan pemerintah, seperti dikutip Bloomberg.
Otoritas bandara Internasional Manila menagatakan akan menutup bandara internasional Manila untuk semua penerbangan selama 24 jam mulai pukul 10 pagi waktu setempat pada hari Minggu saat Topan Goni mendekat.
Sementara itu, peringatan badai memperkirakan Manila akan menghadapi hujan lebat hingga hujan deras akibat Topan tersebut.
Direktur Eksekutif Badan Pemantauan Risiko Bencana Filipina, Rocardo Jalad mengatakan hampir 800.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di provinsi Albay di pulau utama Luzon, sementara 200.000 lainnya telah dievakuasi di provinsi terdekat.
Pusat Peringatan Topan Gabungan AS mengkategorikan Topan Goni sebagai topan super saat berada di laut. Salah satu dari lima topan terkuat di dunia tahun ini tersebut sekarang bertiup dengan kecepatan maksimum 225 kilometer per jam dan hembusan hingga 280 km/jam.
Sebelum dihantam Topan Goni, Filipina telah dihantam Topan Molave beberapa hari sebelumnya, yang menyebabkan 22 orang tewas dan kerusakan senilai 1,81 miliar peso ($ 37,4 juta), sebelum menuju ke Vietnam.
Filipina merupakan daerah rawan terhadap angin topan. Sedikitnya 20 badai melewati negara ini setiap tahunnya, sehingga kemungkinan akan mempersulit upaya melawan virus corona karena ratusan ribu orang dievakuasi dari daerah yang dilanda topan.