Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin untuk menyatakan keadaan darurat untuk memerangi epidemi Covid-19 ditolak Raja Malysia Al-Sultan Abdullah. Muhyiddin pun menghadapi seruan untuk mengundurkan diri lantaran masyarakat ragu akan kebijakannnya.
Muhyiddin telah meminta penerapan aturan darurat di tengah lonjakan baru infeksi Corona di Malaysia dan pandemi global yang telah menghantam perekonomian. Namun, para kritikus menuduhnya tengah mencari alasan untuk menangguhkan sidang parlemen.
Sidang parlemen akan mengagendakan penyampaian pendapat dari para anggota yang sebelumnya dimenangkannya dengan posisi mayoritas tipis.
Penolakan Raja Malaysia, Al-Sultan Abdullah terlihat semakin mengikis cengkeraman Muhyiddin pada kekuasaan, sebulan setelah pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengatakan dia mendapat dukungan mayoritas di parlemen. Dukungan terhadap Anwar termasuk dari pembelot dari aliansi yang berkuasa sehingga memungkinkan terbentuknya pemerintahan baru.
Selain menolak permintaan Muhyiddin kemarin, raja juga meminta politisi untuk mengakhiri politik yang dapat mengganggu kestabilan pemerintah yang dinilainya telah menangani pandemi dengan baik.
Akan tetapi para pemimpin partai lain dalam koalisi Muhyiddin serta oposisi mengkritik langkahnya karena dinilai memamfaatkan keadaan darurat. Mereka meminta Muhyidin mundur setelah tawaran itu gagal.
Baca Juga
"Syukurlah, Yang Mulia Raja tidak terpengaruh oleh permainan politik yang bisa menyeret negara ke wilayah yang lebih kritis," kata Ahmad Puad Zarkashi, pemimpin senior di Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai terbesar dalam koalisi yang berkuasa seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (26/10/2020).
Dalam sebuah unggahan di Facebook, dia mengatakan bahwa kesejahteraan rakyat lebih penting. Oleh karena itu, seharusnya Muhyiddin turun.