Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Alibaba Group, Jack Ma, mengkritik peraturan keuangan global karena menghambat inovasi. Dia juga mendesak China untuk mencari sistem yang mengakomodasi pembangunan.
Jack Ma merujuk pada peraturan keuangan global Bassel Accord, yakni tiga seri regulasi perbankan yang disusun oleh Basel Committee on Bank Supervision (BCBS). Komite itu memberikan rekomendasi atas peraturan perbankan, khususnya mengenai risiko permodalan, pasar, dan operasional.
"Setelah krisis keuangan Asia, pengendalian risiko yang disorot dalam Basel Accords telah menjadi prioritas bagi regulator," kata Ma pada KTT Bund di Shanghai pada Sabtu pekan lalu, dilansir Bloomberg, Senin (26/10/2020).
Menurutnya, sekarang dunia hanya berfokus pada pengendalian risiko, bukan pada pembangunan. Selain itu, peluang bagi kaum muda dan negara berkembang jarang sekali dipertimbangkan.
Basel Accords yang Ma ibaratkan sebagai klub lansia, digunakan untuk memecahkan masalah sistem keuangan yang telah beroperasi selama beberapa dekade. China, lanjutnya, bagaimanapun, masih muda dan membutuhkan lebih banyak inovasi untuk membangun ekosistem untuk perkembangan yang sehat dari industri lokal.
Menurut Ma, uang digital mungkin memainkan peran penting dalam membangun jenis sistem keuangan yang akan dibutuhkan dalam 30 tahun ke depan.
"Mata uang digital dapat menciptakan nilai dan kita harus memikirkan tentang bagaimana membangun sistem keuangan jenis baru melalui mata uang digital," kata Ma.
Raksasa fintech Ma, Ant Group Co., merencanakan penawaran umum perdana di Shanghai dan Hong Kong. Ma mengatakan bahwa perusahaan menetapkan harga listing di Shanghai pada Jumat pekan lalu, tanpa memberikan rincian. Kesepakatan itu adalah salah satu IPO yang paling ditunggu-tunggu selama bertahun-tahun, yang akan membuat sejarah dengan melampaui rekor penjualan saham Saudi Aramco senilai US$29 miliar pada 2019.