Bisnis.com, JAKARTA – Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan fase krisis akibat pandemi Covid-19 yang dialami Presiden RI Joko Widodo tidak sama dengan yang dialami Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Hal ini disampaikan Fahri saat ngobrol bareng di kanal Youtube Fadli Zon Official. Bukan hanya itu, Fahri mengungkapkan prediksi saat 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin atau belum pandemi Corona menghantam dunia.
“Waktu itu saya mengatakan Pak Jokowi itu adalah presiden periode terakhir. Bahkan, saya mengatakan Jokowi itu beda dengan Donald Trump,” kata Fahri Hamzah, seperti dikutip Bisnis, Jum’at (23/10/2020).
Menurutnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang memasuki fase krisis Covid-19 dengan memikul beban yang sangat berat, yaitu harus bertarung pada Pemilihan Presiden AS 2020.
Trump harus berhadapan dengan politisi Partai Demokrat sekaligus mantan Wakil Presiden AS, Joe Biden.
“Dia [Trump] terpaksa menggunakan isu ini sebagai battle field dia. Dan karena mainstream itu adalah scientist, maka dia mengambil isu ini dengan protokol anti-scientist. Jadi dia melawan semua ilmu pengetahuan tentang Covid-19,” tutur Fahri.
Meski belum memasuki fase kritis, Fahri menilai Jokowi tidak memikul beban seperti Donald Trump. Ini disebabkan karena Jokowi baru saja memenangkan Pilpres 2019 sehingga tidak pusing isu pemilihan umum.
Mantan aktivis 98 itu kembali membuka omongan terkait 100 hari kerja Jokowi-Ma'ruf Amin. Menurutnya, beban permasalahan yang dialami Jokowi akan terselesaikan apabila dia berhasil melakukan rekonsiliasi.
“Pak Jokowi itu kalau dia berhasil rekonsiliasi saja diteruskan begitu, sebagian besar beban dari masalahnya sudah selesai. Karena semua orang akan menolong dia, semua orang akan beritikad untuk menyukseskan dia, karena tidak akan menjadi kompetitor,” jelasnya.
Sayangnya, ide tersebut tidak dilakukan meskipun Fahri sudah mengungkapkan sejak sembilan bulan yang lalu.
Kendati demikian, menurut Fahri hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan politik dengan kepentingan yang dimiliki Jokowi sebagai Presiden Indonesia.
“Jadi variabel politik di sekitar Pak Jokowi itu complicated dan kepentingannya berbeda-beda, bermacam-macam. Dan sebagian di antara kepentingannya, atau mungkin sebagian besar tidak terkait dengan kepentingan Pak Jokowi sendiri. Baik sebagai pemimpin politik dan pemimpin negara,” ucapnya.