Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jangan Buat Stigma Pada Pasien Covid-19!

Penderita Covid-19 ikut-ikutan distigma luar biasa yang membuat mereka mengalami beban ganda. Sudah menderita penyakit, kemudian mengalami beban psikososial seolah-olah mereka pembawa bencana.
Ilustrasi-Petugas medis memindahkan pasien ke ruang isolasi dalam simulasi penanganan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020)./Antara-Ari Bowo Sucipto
Ilustrasi-Petugas medis memindahkan pasien ke ruang isolasi dalam simulasi penanganan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020)./Antara-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA – Banyak stigma atau pandangan negatif bermunculan pada orang-orang yang mengidap Covid-19. Padahal, kata sejumlah ahli, stigma hanya mempersulit dan menghambat penanganan. 

Ketua Jaringan Rehabilitasi Psikososial Indonesia (JRPI) Irmansyah menjelaskan stigma muncul dari persepsi yang keliru dan negatif dari suatu hal yang dianggap berbeda atau lebih rendah.

“Dalam konteks Covid-19, para pengidap dipandang sebagai penderita penyakit yang harus dijauhi, penyebar masalah, atau menimbulkan ketidaknyamanan dan mereka akhirnya berperilaku negatif juga dan sangat mempengaruhi proses pemulihan penderita,” ungkap Irman dalam konferensi pers, Selasa (20/10/2020).

Beberapa stigma yang sudah pernah terjadi sebelumnya antara lain pada pengidap HIV/AIDS, lepra, dan gangguan jiwa. Sekarang penderita infeksi virus Corona penyebab Covid-19 ikut-ikutan distigma luar biasa yang membuat mereka mengalami beban ganda.

“Sudah menderita penyakit, kemudian mengalami beban psikososial. Seolah-olah mereka pembawa bencana. Tentu itu kondisi yang sangat tidak menguntungkan, baik bagi penderita dan bagi lingkungan sekitarnya,” imbuh Irman.

Tim Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Urip Purwono menambahkan bahwa stigma berbahaya karena secara psikologis ada kecenderungan masyarakat untuk menyembunyikan kondisinya ketika terjadi gejala.

“Padahal, harusnya ditangani, kalau terbuka yang bersangkutan akan mencoba mendapatkan bantuan atau pengobatan yang dibutuhkan. Kalau dapat stigma mereka malah mengasingkan diri dan malah menambah risiko dari mereka yang terkena stigma ini,” jelasnya.

Seperti diketahui, pemerintah mengimbau masyarakat menjalankan gerakan 3M (menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan air dan sabut, serta menggunakan masker) untuk mencegah penularan Covid-19.

Sementara itu, pemerintah menjalankan 3T yakni tracing, testing, dan treatment untuk mengatasi Covid-19 di Indonesia.

Kerja sama masyarakat dan pemerintah menjalankan gerakan 3M dan 3 T diyakini mampu menekan Covid-19. Dengan demikian kasus infeksi Covid-19 dan stigma terhadap penderita bisa semakin ditekan.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper