Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Penerbangan Terancam Kolaps, Filipina Siap Ulurkan Tangan

Selain sektor penerbangan, pemerintah Filipina juga tengah mengkaji aset-aset di sektor pertambangan. Sejumlah tambang di Filipina akan dijual guna membangkitkan kembali industri pada sektor tersebut.
Pesawat ambulans udara milik maskapai charter Filipina, Lionair./lionairinc.com
Pesawat ambulans udara milik maskapai charter Filipina, Lionair./lionairinc.com

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Filipina siap memberikan bantuan untuk sektor penerbangan yang terdampak pandemi virus corona.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (7/11/2020), Menteri Keuangan Filipina Carlos Dominguez menyatakan, pihaknya menyatakan kesediaannya untuk membantu usaha penerbangan. Bentuk bantuan pemerintah dipastikan tidak melalui proses akuisisi maskapai-maskapai.

Di hadapan kamar dagang dan industri Filipina, Dominguez mengatakan, pemerintah akan membantu sebagian dari keseluruhan proses. Ia berharap sektor lain dapat membantu memikul beban bantuan yang tersisa.

“Kami hanya akan membantu sebagian dari keseluruhan proses. Sektor perbankan swasta diharapkan dapat memberi bantuan dalam jumlah besar,” ujarnya.

Selain sektor penerbangan, pemerintah Filipina juga tengah mengkaji aset-aset di sektor pertambangan. Sejumlah tambang di Filipina akan dijual guna membangkitkan kembali industri pada sektor tersebut.

Kementerian Keuangan setempat juga tengah mempelajari pemajakan di sektor ekonomi digital guna meraup penerimaan yang lebih besar. Untuk itu, percepatan implementasi e-invoicing akan segera dilakukan di Filipina.

Sebelumnya, industri penerbangan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi virus corona. 

Salah satu maskapai penerbangan, AirAsia akan menghentikan operasi bisnisnya di Jepang di tengah upaya menekan pengeluaran karena pandemi Covid-19 nyaris menghapus permintaan perjalanan secara global.

Dilansir dari Bloomberg, AirAsia unit Jepang menyatakan pada Senin (5/10/2020) bahwa maskapai low-cost carrier terbesar kedua di Asia Tenggara itu telah menghentikan operasinya.

Penghentian ini akan memangkas pengeluaran yang ditanggung oleh induk usaha. Langkah lebih lanjut atas keputusan tersebut akan dibuat sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku, termasuk Undang-Undang Penerbangan Sipil Jepang.

Maskapai penerbangan berbiaya rendah tersebut mendapat tekanan besar tahun ini karena Covid-19 mengguncang industri penerbangan. AirAsia mencatat kerugian terbesar dalam sejarah pada kuartal II/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper