Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tokoh NU Sumsel: PKI Sejarah Pahit, Semua Orang Harus Tahu

Pancasila sebagai ideologi negara, lanjutnya, perlu terus diperkuat dengan mengaplikasikan semua asas Pancasila secara utuh dalam kehidupan sosial bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Petugas membersihkan area Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (30/9/2020)./Antara-Asprilla Dwi Adha
Petugas membersihkan area Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (30/9/2020)./Antara-Asprilla Dwi Adha

Bisnis.com, PALEMBANG - Kisah kelam sekitar PKI perlu diketahui semua orang. Generasi muda dinilai perlu memahami bagaimana gejolak yang terjadi di masa lalu terkait PKI dan keutuhan NKRI.

Di sisi lain, perlu dilakukan pelurusan sejarah terhadap fakta yang terkait dengan PKI.

Demikian disampaikan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Sumatra Selatan yang juga Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) provinsi itu Ramlan Holdan.

Ramlan, kepada Antara, menyatakan keberadaan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan aksi pemberontakan serta antiagama yang dilakukan orang-orang partai tersebut merupakan sejarah pahit bagi bangsa ini.

"Semua lapisan masyarakat, terutama generasi muda perlu mengetahui sejarah pahit pemberontakan PKI yang akan mengubah ideologi Pancasila dengan paham komunis sehingga akhirnya bisa dicegah gejala kebangkitan komunis," kata Ramlan di Palembang, Jumat (2/10/2020).

Tentang pemutaran film sejarah Gerakan 30 September PKI pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila, menurut Ramlan hal itu tidak masalah dilakukan setiap tahun.

Namun, ujarnya, perlu dilakukan pelurusan sejarah terhadap adegan yang tidak sesuai dengan fakta saat peristiwa itu terjadi pada tahun 1965.

Pemutaran film setiap tahun menjelang peringatan Hari Kesaktian Pancasila, kata dia,  dapat mengingatkan masyarakat.

Film itu mengingatkan bahwa pernah ada gerakan pemberontakan yang dilakukan orang-orang PKI yang perlu diwaspadai agar tidak bangkit kembali menorehkan sejarah pahit.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, lanjut Ramlan, membuktikan ideologi tersebut teruji mampu mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"[Terhadap] kebangkitan komunis, pemberontakan, antiagama, dan upaya mengganti ideologi Pancasila harus dilakukan penolakan bersama secara tegas tanpa kompromi," katanya.

Kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara, lanjutnya, perlu terus diperkuat dengan mengaplikasikan semua asas Pancasila secara utuh dalam kehidupan sosial bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ia menegaskan lima butir sila yang menjadi asas atau dasar dari kehidupan berbangsa dan bernegara harus diterapkan secara utuh. Tidak boleh hanya satu atau dua sila saja, karena satu sama lain terkait mewujudkan tujuan bernegara.

Sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, jika masyarakat berketuhanan secara utuh pasti manusianya dapat berlaku adil dan memiliki adab, yang diwujudkan dalam sila kedua.

Sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, jika masyarakatnya mampu berperilaku adil dan memiliki adab yang baik, maka rakyat akan bersatu padu dan negara menjadi kuat, sebagaimana sila ketiga.

Sila ketiga Persatuan Indonesia, jika masyarakat sudah memiliki rasa persatuan, maka demokrasi Pancasila akan berjalan secara utuh sebagaimana sila keempat.

Sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/perwakilan, jika rakyat dipimpin secara hikmat dan diwakili oleh orang yang bijaksana dalam melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat, maka antara yang memberi kepercayaan dan yang mendapatkan kepercayaan atau mandat tidak akan merasa saling curiga, saling menipu sehingga sila ke lima yang menjadi tujuan akhir berbangsa dan bernegara akan terwujud.

Sila kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia merupakan tujuan akhir berbangsa dan bernegara, menjadi perhatian dan upaya bersama agar dirasakan semua lapisan masyarakat, ujar Ramlan Holdan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper