Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Belum Terkendali, Ketidakpastian Jelang Pemilu AS Kian Bertambah

Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell telah berulang kali mengatakan, termasuk beberapa kali minggu ini, bahwa kekuatan pemulihan ekonomi negara bergantung pada pengendalian virus corona.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump/Istimewa
Presiden Amerika Serikat Donald Trump/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Dengan kematian Covid-19 di Amerika Serikat (AS) mencapai 200.000 pada pekan ini, serta peningkatan kasus harian baru pekan lalu untuk pertama kalinya dalam delapan minggu, membuat ketidakpastian jelang pemilihan umum presiden AS menjadi semakin bertambah. 

Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell telah berulang kali mengatakan, termasuk beberapa kali minggu ini, bahwa kekuatan pemulihan ekonomi negara bergantung pada pengendalian virus corona.

"Penting untuk menanamkan kepercayaan di Amerika bahwa aman untuk melanjutkan aktivitas normal," ujar Jerome Powell.

Di antara enam negara bagian yang menjadi medan pertempuran bagi Donald Trump dan Joe Biden, Wisconsin terlihat sangat bermasalah kurang dari enam minggu sebelum pemilu 3 November, yang menentukan apakah Presiden Republik Donald Trump terpilih kembali atau digulingkan oleh calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden.

Negara Bagian Wisconsin menonjol karena meningkatnya kasus Covid-19, sekitar dua setengah kali lipat dari rata-rata AS, menyesuaikan dengan jumlah populasi negara di bagian tersebut. Dengan rata-rata lebih dari 1.900 kasus baru setiap hari, Gubernur Wisconsin pada minggu ini mengumumkan keadaan darurat. Kasus baru Covid-19 juga meningkat tajam di Arizona, negara bagian lain, tetapi angka per kapitanya masih di bawah rata-rata nasional.

Pemilihan kembali presiden petahana biasanya terkait erat dengan kesehatan ekonomi. Akan tetapi, hubungan antara virus, ekonomi dan bagaimana orang akan memberikan suara dalam pemilihan presiden kali ini masih  belum tampak secara jelas.

Jajak pendapat Reuters / Ipsos menunjukkan, di antara enam negara bagian medan pertempuran, Biden tampaknya unggul hanya dalam dua negara bagian yakni di Michigan, di mana sebagian besar virus tetap terkendali, dan Wisconsin, di mana virus tidak terkendali.

Seperti hubungan antara virus dan suara, hubungan antara virus dan ekonomi kurang jelas. Tingkat pengangguran di Pennsylvania, sebesar 10,3 persen pada bulan Agustus, lebih tinggi daripada di negara bagian yang lain, meskipun beban kasus di sana rendah dan menurun. Tingkat pengangguran Arizona, di angka 5,9 persen, merupakan yang terendah.

Secara nasional, kasus Covid-19 melonjak di musim panas, tepat ketika pengeluaran rumah tangga kembali dari kuartal terburuk dalam sejarah ekonomi AS setidaknya sejak 1947. Namun, seperti yang dicatat oleh kepala ekonom JP Morgan AS Michael Feroli minggu ini, rumah tangga mendapatkan dorongan fiskal yang besar pada saat itu.

Pada bulan Juli mereka menerima US$75 miliar (Rp 1,1 kuadriliun) sebagai tunjangan pengangguran tambahan. Manfaat tersebut berakhir pada akhir Juli, meninggalkan rumah tangga yang tidak bekerja dengan uang tunai yang jauh lebih sedikit untuk dibelanjakan. Juli juga merupakan bulan ketika Program Perlindungan Gaji menyampaikan dukungan puncaknya kepada bisnis kecil.

Bantuan pemerintah sebagian besar tersedot dan pemulihan AS menunjukkan tanda-tanda melambat, meskipun titik terang tetap ada, dengan data ekonomi minggu ini mengonfirmasi sektor perumahan yang sedang bergeliat dan ledakan pesanan bisnis baru untuk peralatan.

Namun, sekitar 26 juta orang Amerika terus bergantung pada tunjangan pengangguran, lalu lintas pejalan kaki ke restoran dan toko ritel AS menunjukkan sedikit peningkatan baru-baru ini, dan bisnis kecil semakin terjepit, data menunjukkan minggu ini.

Satu survei menunjukkan 40 persen bisnis kecil mengungkapkan bahwa mereka tidak akan memperoleh pendapatan yang cukup hingga akhir tahun untuk bertahan dalam bisnis. Analis di bank termasuk JP Morgan dan Goldman Sachs minggu ini memangkas perkiraan mereka untuk pertumbuhan kuartal berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Antara, Reuters,
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper