Bisnis.com, JAKARTA - Upaya Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko untuk meredam aksi protes gagal setelah kemarin lebih dari 100.000 orang mengepung kediamannya di Ibu Kota, Minsk serta demonstrasi lain di seluruh negeri.
Belum ada tanda-tanda bahwa gerakan anti-Lukashenko melemah atau memudar seperti dikutip Theguardian.com, Senin (14/9/2020).
Sebaliknya, pengunjuk rasa turun ke jalan dalam jumlah besar hingga akhir pekan kelima berturut-turut. Mereka menentang polisi anti-huru hara yang memblokir pusat kota dengan kendaraan militer.
Skala protes yang terus berlanjut bagi Lukashenko, yang akan bertemu Vladimir Putin pada hari ini di resor Sochi Rusia.
Pertemuan itu akan menjadi pertemuan tatap muka pertama mereka sejak pemilihan presiden Belarusia pada 9 Agustus lalu yang secara luas dianggap curang.
Klaim Lukashenko bahwa ia menang telak memicu pemberontakan populer melawan pemerintahannya yang sudah berlangsung selama 26 tahun.
Baca Juga
Dalam beberapa hari terakhir pasukan keamanan berusaha untuk menculik dan mengasingkan anggota badan oposisi utama, Dewan Koordinasi.
Tetapi, strategi tersebut gagal untuk meredam suasana anti-pemerintah.
Demonstran kemarin berkumpul di Minsk untuk protes dan berusaha untuk menyesatkan pihak berwenang dengan mengubah rute dan berjalan menuju Drozhdy, tempat para pejabat senior rezim termasuk Lukashenko memiliki rumah.
Polisi menyerang kelompok pengunjuk rasa dengan menjatuhkan mereka ke tanah dan menyeret mereka. Sedikitnya 250 orang ditangkap dan dibawa naik minivan. Penahanan tersebut menyusul penangkapan 114 orang pada Sabtu ketika pawai wanita berlangsung di Minsk.
Para demonstran membawa bendera putih dan merah republik Belarusia pra-Soviet, yang telah menjadi simbol aksi protes. Slogan-slogan termasuk "Mengundurkan diri", "Kami adalah kekuatan di sini" dan "Malu", diusung menghadapi polisi bertopeng yang membarikade jalan mereka di pusat perbelanjaan Arena City.
Aksi protes dan penangkapan serupa terjadi di kota-kota Belarusia lainnya termasuk Brest, Gomel, Grodna dan Mogilev.