Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat menuduh media pemerintah dan web proxy Rusia menyebarkan disinformasi tentang pemungutan suara melalui surat.
"Sejak Maret 2020, media pemerintah dan situs proxy Rusia telah merendahkan proses pemungutan suara melalui surat, menuduh mereka kurang transparansi dan pengawasan prosedural, menciptakan peluang besar untuk penipuan pemilih," menurut buletin Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang bocor, dilaporkan dan diterbitkan secara online oleh ABC News dikutip Bloomberg Sabtu (5/9/2020)
"Kami menilai bahwa Rusia kemungkinan akan terus memperkuat kritik terhadap voting melalui surat dan menggeser proses pemungutan suara di tengah pandemi Covid-19 untuk merusak kepercayaan publik dalam proses pemilu," tulisnya.
Buletin yang bocor, bertanggal 3 September, muncul ketika Presiden Donald Trump dan Jaksa Agung Bill Barr meragukan integritas surat suara, meskipun pejabat intelijen AS menyimpulkan hanya ada sedikit bukti penipuan pemilih atau upaya musuh asing untuk memanipulasi proses voting melalui surat.
Sementara itu, Departemen Keamanan Dalam Negeri belum berkomentar terkait hal tersebut.
Buletin tersebut mewakili bukti terbaru bahwa Rusia terus mencoba mempengaruhi Pemilu AS, seperti yang terjadi selama kampanye presiden 2016 dengan meretas dan membocorkan email Partai Demokrat, terlibat dalam kampanye media sosial untuk memecah belah pemilih, dan membantu upaya pemilihan Trump.
Baca Juga
Awal pekan ini, Facebook Inc. menghapus jaringan akun yang terkait dengan Badan Riset Internet yang terkait dengan Kremlin, yang disimpulkan AS sebagai bagian dari upaya untuk membantu Trump pada 2016.
Selanjutnya, sebuah draf buletin Juli dari Departemen Keamanan Dalam Negeri termasuk intelijen menyebut bahwa Rusia berusaha menyebarkan disinformasi mengenai calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, yang tampaknya memperkuat komentar yang dibuat oleh Trump dan kampanyenya.
Kendati demikian, buletin tersebut ditunda karena belum siap untuk dipublikasikan.