Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Metode Penanganan Sampah TOSS Diterapkan di 15 Lokasi Implementasi TOSS

Dalam rangkaian safari ini, GCB dan comestoarra akan melakukan liputan aktifitas, seminar, serta pelatihan dengan mengunjungi 15 lokasi implementasi TOSS (Tempat Olahan Sampah di Sumbernya)
Penanganan sampah TOSS
Penanganan sampah TOSS

Bisnis.com, JAKARTA - Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) dan perusahaan rintisan comestoarra.com bekerjasama dengan PT PLN (Persero), PT Indonesia Power, PT Indofood Sukses Makmur Tbk mengedukasi masyarakat mengenai pengolahan sampah.

Dalam rangkaian safari ini, GCB dan comestoarra akan melakukan liputan aktifitas, seminar, serta pelatihan dengan mengunjungi 15 lokasi implementasi TOSS (Tempat Olahan Sampah di Sumbernya) di Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Kalimantan secara daring. Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan kepada Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah untuk menggerakkan masyarakat Indonesia dalam mengolah sampah di sumbernya dan memanfaatkan hasil olahannya menjadi energi kerakyatan.

Ketua Badan Eksekutif GCB, Peni Susanti, kapasitas Tempat Pengelolaan Akhir Sampah (TPA) di sejumlah wilayah yang semakin kritis. Bahkan sejumlah TPA mengalami bencana seperti longsor yang terjadi di TPA Cipeuncang, Tangerang Selatan pada awal 2020 dan kebakaran TPA yang terjadi di Putri Cempo, Solo di Akhir 2019. Peni menambahkan bahwa, keberadaan TPS-3R dan Bank Sampah juga belum optimal karena masyarakat belum mampu melakukan pemilahan sampah di sumber. Bahkan tidak jarang, sampah dibuang ke sungai / kali sehingga menimbulkan pencemaran terutama di sektor hilir.

“Perlu sosialisasi dan edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat agar mampu melakukan pemilahan sampah di sumber. Oleh karenanya, GCB memfasilitasi masyarakat dan seluruh stakeholders untuk bekerjasama dalam pelaksaanaan pengolahan sampah di sumber melalui TOSS yang digagas oleh Supriadi Legino dan Sonny Djatnika Sunda Djaja,” ujar Peni.

TOSS adalah metoda pengelolaan dan pengolahan sampah di sumber berbasis komunitas dimana merubah paradigma pemilahan di awal menjadi pemilahan setelah proses pengolahan sampah berlangsung. Melalui metoda peuyeumisasi (biodrying), bau tak sedap dari sampah akan hilang dan mengering dalam waktu 3-7 hari (tergantung material sampah).

Menurut penggagas TOSS dan juga Komisaris Utama comestoarra.com, Supriadi Legino, perubahan paradigma pemilahan sampah tersebut dilakukan dimana seluruh sampah dimasukkan ke dalam box bambu berukuran 2 x 1,25 x 1,25 m3 yang mampu menampung sampah 500 kg – 1 ton sampah. Setelah sampah tidak bau dan sudah mengering, maka akan mudah bagi petugas sampah untuk memilah sampah organik, biomassa, plastik (PVC dan Non PVC), serta residu.

“Konsep gotong royong sangat menunjang keberhasilan pengolahan sampah di sumber. Dari kajian sosiologi dan psikologi, masyarakat Indonesia membutuhkan teknologi yang sederhana namun sarat akan nilai-nilai budaya,” terang Supriadi.

Diektur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang mengatakan pengelolaan sampah menjadi sumber bahan baku energi ini memiliki  nilai yang secara langsung juga mendorong terbangunnya ekonomi sirkular, sedangkan kepedulian berbagai pihak dalam mendukung pengembangan dan penerapan TOSS dengan Metode Peyemisasinya ini sejalan dengan semangat ESR (Extended Shareholder Responsibility),  sehingga diharapkan akan mampu memberikan dampak positif yang lebih besar dalam upaya mengurangi sampah yang belakangan ini kian menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat secara luas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper