Bisnis.com, JAKARTA - Harga konsumen di 19 negara kawasan euro jatuh untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir sehingga mempertegas sinyal bahwa kenaikan aktivitas ekonomi baru-baru ini tidak berhasil mengimbangi dampak pandemi terhadap permintaan.
Tingkat indeks harga konsumen berada di angka -0,2 persen atau mengalami deflasi. Hasil ini meleset dari estimasi median ekonom yang memperkirakan inflasi sebesar 0,2 persen.
Sementara itu, rilis terpisah menunjukkan bahwa pabrik-pabrik Eropa kembali memangkas pekerjaan pada Agustus dan mengurangi persediaan bahan mentah dan stok semimanufaktur alih-alih memesan persediaan. Menurut laporan IHS Markit, bisnis masih didorong oleh permintaan domestik, dengan pesanan ekspor hanya naik sedikit.
Bank Sentral Eropa atau ECB akan bertemu minggu depan dan akan membahas kebijakan dengan latar belakang konsumsi yang meningkat pesat serta aktivitas industri di kawasan euro, sementara jutaan orang tetap tidak bekerja dan bisnis berjuang untuk menutup kerugian berbulan-bulan. Sumber kekhawatiran lain adalah euro yang telah meningkat lebih dari 7 persen selama enam bulan terakhir.
Para pejabat telah menjanjikan pembelian obligasi senilai lebih dari 1 triliun euro (US$1,2 triliun) hingga Juni tahun depan untuk menjaga biaya pinjaman tetap rendah.
Kepala ekonom ECB Philip Lane mengatakan pekan lalu bahwa langkah selanjutnya setelah memerangi guncangan adalah merangsang inflasi. Dia mengatakan pembuat kebijakan siap untuk berbuat lebih banyak jika diperlukan.
Baca Juga
Anggota Dewan Eksekutif Isabel Schnabel mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa data yang masuk tidak menunjukkan perlunya tindakan lebih lanjut sekarang.
Di permukaan, angkanya terlihat lebih menggembirakan. Indeks Manajer Pembelian IHS Markit menunjukkan pertumbuhan untuk bulan kedua, dengan output meningkat pada laju tercepat dalam lebih dari dua tahun, dan kepercayaan diri meningkat.
"Manufaktur saat ini didukung oleh gelombang permintaan yang terpendam, tetapi kapasitas sedang dikurangi," kata Chris Williamson dari IHS Markit.
Ketidakpastian tetap tinggi bahwa infeksi yang muncul kembali di banyak bagian kawasan akan mendorong pembatasan baru, menahan pengeluaran dan investasi terkendali. Indikator frekuensi tinggi yang dilacak oleh Bloomberg Economics menunjukkan kecepatan pemulihan sudah melambat.
"Perhatian diperlukan dalam menilai kemungkinan tren produksi. Sejauh ini akan mengejutkan untuk melihat hal lain selain rebound dalam output dan sentimen," lanjutnya.
Namun yang mengkhawatirkan yakni pertumbuhan pesanan sedikit menurun pada Agustus dan ada indikasi bahwa perusahaan bersiap untuk pelemahan permintaan jangka pendek.