Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbaiki Sistem Pelaporan, Ini Upaya Satgas Penanganan Covid-19

Hal ini disampaikan oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam sesi tanya jawab bersama media asing, Jumat (28/8/2020).
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Profesor Wiku Adisasmito. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Profesor Wiku Adisasmito. JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia, melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, bakal memperpaiki sistem pelaporan dengan mengintegrasikan data Covid-19 dari laboratorium seluruh Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam sesi tanya jawab bersama media asing, Jumat (28/8/2020).

Dia mengatakan dengan terhubungnya seluruh laboratorium di Nusantara akan memungkinkan pelaporan data Covid-19 secara lansgung.

"Bayangkan Indonesia memiliki IP system yang bisa menghubungkan seluruh laboratorium ke dalam satu sistem maka akan memungkinkan pelaporan langsung dan bisa direkam ditingkat pusat atau daerah atau provinsi," ujarnya.

Seperti diketahui, jumlah spesimen yang diuji masih di bawah standar 30.000 seperti yang diminta presiden. Kendati sempat mencapai 30.565 pada awal Agustus, pertengahan Agustus, rata-rata testing hanya 24.000. 

Dari standar pengujian Covid-19 dari WHO, setiap negara harus melakukan uji kepada 1 per 1.000 populasi setiap pekan. Artinya, Indonesia harus melakukan 267.700 tes per pekan. Namun, realisasinya testing Indonesia baru mencapai 35,6 persen dari standar WHO.

Hal ini dipicu belum meratanya jumal laboratorium di setiap daerah. Saat ini Indonesia telah memiliki 320 laboratorium yang dilengkapi dengan mesin PCR. 

Hal ini masih menjadikan tantangan bagi pemerintah. Selain itu, peningkatan kapabilitas laboratorium sangat bergantung pada SDM dan jam kerja tenaga laboratorium.

Namun, ada beberapa daerah yang telah mencapai standar WHO, seperti DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan. Kedua daerah memiliki fasilitas dan laboratorium dan banyak mesin PCR dibanding daerah lainnya. 

"Kami terus meningkatkan [kapabilitas] IT dan data management system sehingga interoperabilitas dapat terbentuk segera. Sistemnya sudah ada, tapi kita harus melatih [laboratorium] sehingga laporan yang diberikan sesuai," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper