Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi termasuk salah satu menteri yang sibuk belakangan ini. Pandemi Covid-19 membuat Menlu Retno rajin menggalang kerja sama dengan berbagai negara. Tak hanya dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, namun dengan negara-negara di belahan dunia lainnya.
Di tengah persaingan pengaruh antara China dan Amerika Serikat pun, Menlu menjadi salah satu pihak yang meminta kepada kedua negara besar itu untuk mencari titik temu. Dengan bahasa diplomatisnya, Menlu Retno sempat menyebutkan soal pentingnya kerja sama di tengah pandemi Covid-19, bukan politisasi yang mengarah pada tidak terjadinya kerja sama.
Hari ini, saat Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.genap berusia 75 tahun, Menlu Retno pun tetap dengan kesibukannya.
Pagi hari, Menlu berada di Indonesia, salah satunya menyampaikan pidato pada peringatan HUT Ke-75 Kementerian Luar Negeri.
Setelah itu, Menlu meresmikan Gedung Baru KBRI Phnom Penh secara daring. Pada kesempatan yang sama, Menlu RI juga meresmikan gedung baru KRI Tawau di Malaysia.
Tak hanya itu kegiatan Menlu Retno di hari ulang tahun Kementerian Luar Negeri. Akun twitter Menlu Retno pukul 7:27 malam, Rabu 19 Agustus 2020 menunjukkan dia sudah berada di China.
"Minister of Indonesian State-Owned Enterprises @erickthohir and I arrived in Sanya for bilateral talks with State Councillor/Foreign Minister of China, Wang Yi (19/08)," cuit Menlu Retno di akun @Menlu_RI.
Menurut Wikipedia Sanya adalah nama kota yang terletak di paling selatan Provinsi Hainan, dan merupakan salah satu dari empat kota setingkat prefektur di Provinsi Hainan, di tenggara Tiongkok. Menurut Sensus 2010, populasi Sanya mencapai 685,408 penduduk, tinggal di daerah seluas 1919,58 kilometer persegi.
Sejauh ini belum ada penjelasan resmi soal agenda kunjungan Menlu Retno dan Menteri BUMN ke Sanya, China.
"Penjelasan akan disampaikan pada waktunya," demikian penjelasan ringkas pihak Kemlu di grup whatsapp wartawan peliput kegiatan Kemlu.
Kado HUT ke-75 Kemlu RI
Peresmian Gedung Baru KBRI Phnom Penh merupakan salah satu kado pada peringatan hari ulang tahun Kemlu RI. Berdasarkan keterangan resmi KBRI Phnom Penh, Gedung Baru KBRI yang permanen tersebut menandai 60 tahun lebih hubungan diplomatik Indonesia dengan Kamboja
"Peresmian gedung baru ini dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi secara daring bersamaan dengan HUT Ke-75 Kementerian Luar Negeri RI," papar penjelasan tertulis KBRI Phnom Penh.
Selain home staff, pegawai setempat dan guru BIPA, serta para Ibu DWP, peresmian tersebut disaksikan langsung oleh Perwakilan RI yang berada di luar negeri.
Pada kesempatan yang sama, Menlu RI juga meresmikan gedung baru KRI Tawau di Malaysia.
"Dari waktu ke waktu, kita mencoba membeli gedung baru untuk mendukung diplomasi. Pembelian ini untuk jangka panjang akan membantu menghemat biaya sewa gedung. Selamat untuk KBRI Phnom Penh dan KRI Tawau," ujar Menlu RI Retno saat peresmian.
Kantor baru KBRI ini terdiri atas 2 gedung berlantai 2 dan 3, terletak di lokasi yang strategis, yaitu di seberang Norodom Sihanouk Memorial atau Patung Raja Sihanouk yang merupakan salah satu ikon kota Phnom Penh.
Pada masanya, King Father Norodom Sihanouk adalah teman seperjuangan Presiden Soekarno.
Gedung baru KBRI Phnom Penh ini dirancang dengan mengusung konsep Smart Embassy yang ramah layanan, memiliki open office dengan wifi, penerapan less plastic and paper, serta penggunaan beberapa panel sinar surya untuk menghemat energi.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih untuk semuanya, dari tukang sapu dan bersih-bersih, hingga kepala kanselerai yang telah membantu dalam proses kepindahan ke gedung baru ini," kata Duta Besar RI, Sudirman Haseng.
"Kita dapat menyaksikan kekompakan gotong royong sehingga hari ini dapat melihat KBRI yang maksimum untuk kita bekerja secara serius, namun juga rileks,” ujarnya.
Selain peresmian via daring oleh Menlu RI, Deputi Perdana Menteri/Menlu dan Kerja Sama Internasional Prak Sokhonn, anggota keluarga Kerajaan sekaligus tetangga KBRI Phnom Penh, Princess Norodom Arunrasmy, serta Gubernur Phnom Penh Khoung Sreng, secara terpisah turut mengirimkan ucapan selamat kepada Pemerintah Indonesia.
Selama lebih dari 60 tahun menjalin hubungan diplomatik, Indonesia dan Kamboja telah menikmati kerja sama di bidang politik dan keamanan, ekonomi dan perdagangan, sosial budaya, serta pertukaran people-to-people.
Secara khusus, perdagangan bilateral Indonesia-Kamboja mengalami peningkatan lebih dari 10 persen selama sepuluh tahun terakhir dengan surplus bagi Indonesia lebih dari 80 persen.
Pada 2019, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 661 juta, meningkat 18 persen dari tahun 2018. Pada periode Januari-Juni 2020, nilai perdagangan mencapai US$312.25 juta (meningkat 7.19 persen dari periode yang sama di tahun 2019).
Komoditas unggulan Indonesia ke Kamboja antara lain kendaraan bermotor dan komponennya, elektronik, batu bara dan produk farmasi. Sedangkan komoditas ekspor Kamboja ke Indonesia antara lain pakaian jadi, alas kaki dan produk pertanian.
Pemulihan Ekonomi Nasional
Saat menyampaikan sambutan pada HUT Kemlu, Menlu Retno Marsudi antara lain menegaskan walau dalam masa pandemi, kerja diplomasi tetap berjalan dengan baik.
"Selama kurang lebih 6 bulan kita berada dalam pandemi ini, Alhamdullilah mesin diplomasi kita terus berjalan bahkan sejak sebelum kasus Coivd ditemukan di Indonesia," ujar Menlu.
Menlu menyebutkan soal evakuasi WNI dari Wuhan sejak awal Februari 2020. Selain itu, sampai 18 Agustus 2020, sudah lebih dari 141 ribu WNI telah dievakuasi dan diberikan fasilitasi untuk melakukan repatriasi secara mandiri.
"Sudah lebih dari setengah juta sembako dan peralatan kesehatan kita bagikan kepada WNI kita di luar negeri," ujar Menlu.
Menlu juga menggarisbawahi kerja para diplomat di garda depan saat berbagai keperluan peralatan kesehatan diperlukan Indonesia di awal-awal pandemi.
"Beberapa titik kritis dapat kita lalui karena kontribusi para diplomat Indonesia. Sampai saat ini pun, kita masih bersama-sama dengan berbagai Kementerian/Lembaga dan stakeholders membantu pengadaan vaksin untuk jangka pendek dan memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan vaksin dalam negeri atau Vaksin Merah Putih. Menjelang 2021 akan menjadi titik kritis, apakah kita akan dapat memperoleh vaksin yang berkualitas, aman, dengan harga terjangkau," ujar Menlu.
Selain itu, bersama Menteri BUMN sebagai Ketua Pelaksana Tim Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Menlu telah berdiskusi dengan Presiden Jokowi mengenai vaksin baik yang bekerja sama dengan pihak asing maupun vaksin nasional.
Terkait ekonomi nasional, Menlu Retno menyebutkan kesiapan para diplomat untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi di masa dan pascapandemi.
"Satu tim khusus, yang kita namakan Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi telah dibentuk di Kementerian Luar Negeri. Sebagian
besar dipegang oleh para diplomat muda, yang lebih khusus lagi, sebagian besar di antaranya adalah diplomat muda perempuan," ujar Menlu.
Menlu Retno juga menyebut soal peresmian program kerja sama Kementerian Luar Negeri-Kementerian Koperasi dan UKM untuk membantu usaha kecil dan menengah.
Di bidang ekonomi, Kemlu juga telah bekerja sama dengan Kementerian BUMN untuk membawa BUMN Indonesia berkompetisi di dunia, BUMN Go-Global.
"Ini kita lakukan untuk membantu pemulihan ekonomi nasional di tengah-tengah kesulitan akibat pandemi dan sebagai bentuk komitmen dan kontribusi diplomasi Indonesia untuk Indonesia yang kita cintai," ujar Menlu.
Saat tulisan ini dibuat, Menlu Retno dan Menteri BUMN sedang berada di Sanya, China, berunding dengan Menlu China Wang Yi. Kita belum tahu apa yang dibicarakan dan bagaimana hasilnya. Ada baiknya kita meunggu penjelasan pihak Kemlu soal ini.
Semoga, perjalanan Menlu dan Menteri BUMN ke China menghasilkan kado yang manis untuk Kementerian Luar Negeri dan untuk Indonesia. Selamat Ulang Tahun Kemlu!