Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nadiem: Slogan Merdeka Belajar Bukan Ajang Promosi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem menjelaskan bahwa slogan Merdeka Belajar tidak akan menjadi ajang promosi gratis bagi pengguna slogan tersebut sebelumnya.
Seorang laboran membuat video pembelajaran praktikum di SMK-SMTI Yogyakarta, Umbulharjo, DI Yogyakarta, Senin (10/8/2020). Selama pandemi COVID-19, pengajar di sekolah tersebut membuat video pembelajaran praktikum agar siswa sekolah kejuruan tetap dapat mengerti prinsip dasar pelajaran praktik selama proses pembelajaran jarak jauh. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/
Seorang laboran membuat video pembelajaran praktikum di SMK-SMTI Yogyakarta, Umbulharjo, DI Yogyakarta, Senin (10/8/2020). Selama pandemi COVID-19, pengajar di sekolah tersebut membuat video pembelajaran praktikum agar siswa sekolah kejuruan tetap dapat mengerti prinsip dasar pelajaran praktik selama proses pembelajaran jarak jauh. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/

Bisnis.com, JAKARTA – Slogan Merdeka Belajar resmi menjadi milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) setelah sebelumnya menjadi merek dagang dari Sekolah Cikal dan organisasi Guru Belajar.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem menjelaskan bahwa slogan Merdeka Belajar tidak akan menjadi ajang promosi gratis bagi pengguna slogan tersebut sebelumnya.

“Kami ingin Merdeka Belajar jadi teriakan revolusi, kita ingin ini dimiliki bersama, tidak hanya dari unit pendidikan, tapi masyarakat, orangtua, agar mengerti apa itu Merdeka Belajar,” ungkapnya, Jumat (14/8/2020).

Beberapa wujudnya antara lain ketika satuan pendidikan memperbolehkan mahasiswa keluar dan mencari pengalaman di perusahaan, magang, dan sebagainya.

Kemudian, fleksibilitas kurikulum, sehingga yang tertinggal masih bisa mengikuti.

Bagi guru diperbolehkan memasukkan kearifan lokal, menurut Nadiem, juga termasuk kemerdekaan belajar.

“Harapannya, dengan sistem yang sudah makin fleksibel, para siswa dan guru bisa memiliki kemerdekaan pikiran, untuk berpikir secara merdeka, tidak terjajah pemikiran sempit, tidak terjajah hoaks yang bisa mempengaruhi pikiran anak-anak penerus bangsa kita,” kata Nadiem.

Pendiri Sekolah Cikal dan perwakilan Guru Belajar Najelaa Shihab menambahkan, bahwa saat menginisiasi Merdeka Belajar pada 2014, pihaknya sama sekali tidak punya niat untuk komersialisasi, dan mempromosikan dagangan.

“Kepentingan utamanya adalah bagaimana memerdekakan anak untuk bisa belajar. Ini kemudian digunakan oleh Guru Belajar. Pada 1 Maret 2018 Merdeka Belajar didaftarkan sebagai merk dagang untuk mencatatkan melakukan kewajiban pada saat melakukan kegiatan pelatihan untuk melindungi keberlanjutan upaya-upaya yang sudah dilakukan bertahun-tahun,” jelasnya.

Dengan saat ini slogan tersebut dipakai oleh Kemendikbud, bisa memperbesar skala kampanye Merdeka Belajar.

“Ini justru sangat kami dukung, bersyukur, dan bangga,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper