Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Salat Jumat Perdana di Hagia Sophia jadi Klaster Baru Covid-19 di Turki, 500 Orang Positif

Tercatat, ada 500 orang dinyatakan positif. Adapun jumlah jemaah yang ikut salat sekitar 350.000 orang saat itu.
Masjid Hagia Sophia
Masjid Hagia Sophia

Bisnis.com, JAKARTA - Salat Jumat perda a di masjid Hagia Sophia Turki pada akhir Juli lalu dikabarkan menjadi klaster baru penyebaran virus corona di Turki.

Tercatat, ada 500 orang dinyatakan positif. Adapun jumlah jemaah yang ikut salat sekitar 350.000 orang saat itu.

Penyebaran diduga karena kurang ketatnya protokol kesehatan yang diterapkan saat itu. Demikian menurut para ahli kesehatan.

Dikabarkan, 500 orang positif itu termasuk anggota parlemen dan jurnalis.

Jumlah kasus COVID-19 harian di Turki baru mulai meningkat dan melebihi 1.000 tepat setelah liburan Idul Adha. Demikian dikutip dari arabnews.com.

Para profesional kesehatan mengatakan pandemi telah memburuk pada bulan lalu, dan klaster di Hagia Sophia salah satu alasan lonjakan tersebut.

"Setelah pembukaan Hagia Sophia, kami juga mendengar banyak kasus di kalangan politisi," kata seorang dokter yang enggan disebutkan namanya.

"Tapi itu karena mereka menjalani pemeriksaan rutin setiap tiga hari untuk memastikan mereka sehat." Tambahnya.

Saat Hagia Sophia dibuka, sejumlah  pemimpin dunia Muslim dan Kristen, termasuk Paus Francis, diundang, menurut Dr. Ergin Kocyildirim, yang merupakan ahli bedah kardiotoraks pediatrik dan asisten profesor di Departemen Bedah Kardiotoraks di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.

“Sepertinya tidak ada dari mereka yang menghadiri salat, tetapi virus corona hadir,” katanya kepada Arab News.

Kocyildirim mengatakan bahwa kunjungan Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Hagia Sophia pada minggu berikutnya membuat seolah aturan jarak sosial yang sulit untuk ditegakkan di dalam landmark karena banyaknya orang yang ingin melihat presiden atau berfoto.

“Saya yakin gambar-gambar itu membuat banyak profesional perawatan kesehatan merasa kesal, karena hal seperti ini dapat merusak upaya selama berbulan-bulan untuk menahan virus. Meski kepercayaan butuh waktu untuk dibangun, kepercayaan itu bisa hilang dengan cepat, ”tambahnya.

Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa beberapa provinsi Anatolia sedang menanggung beban pandemi dengan peningkatan tajam kasus lokal sejak awal Juni, ketika tindakan lockdown dilonggarkan dan perjalanan antarkota serta upacara pernikahan yang ramai diizinkan.

Laporan pemerintah tentang kasus harian telah diperdebatkan oleh beberapa profesional kesehatan dan Asosiasi Medis Turki (TTB), yang mengklaim bahwa angka harian sebenarnya lebih dari 3.000. Kementerian Kesehatan juga dikritik karena mengabaikan metode filiasi sebagai bentuk pelacakan kontak antar kerabat dekat untuk secara artifisial mengurangi jumlah kasus dan membuka jalan bagi pariwisata dan normalisasi kegiatan ekonomi.

"Ketika ribuan profesional kesehatan berjuang melawan penyakit itu, dan ketika puluhan warga kehilangan nyawa karena pandemi, semua orang dan terutama otoritas publik seharusnya lebih bertanggung jawab," Murat Emir, seorang anggota parlemen dari oposisi utama Partai Rakyat Republik dan seorang dokter.

“Sayangnya, saat pembukaan Masjid Hagia Sophia, ribuan warga berkumpul tanpa menghormati tindakan social distancing dan memakai masker wajah. Berbagai kota dari Anatolia mengatur tur bus hingga pembukaan ini, dan tidak ada yang tahu apakah mereka mendapat kode resmi dari Kementerian Kesehatan untuk perjalanan domestik atau duduk dengan jarak sosial selama transit. ” tambahnya.

Emir memperingatkan bahwa pertemuan seperti itu di mana tindakan jarak sosial tidak diterapkan cukup untuk memicu penyebaran COVID-19.

Hingga saat ini 5.858 orang telah meninggal akibat virus di Turki, menurut angka resmi, dan negara itu belum masuk dalam daftar negara-negara perjalanan aman yang secara teratur diperbarui oleh UE.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper