Bisnis.com, JAKARTA - Potensi pertumbuhan ekonomi global akan turun di tahun-tahun mendatang didorong naiknya tingkat pengangguran dan lesunya investasi.
Dalam Outlook Ekonomi Global oleh Fitch Ratings Ltd., sepuluh negara maju menunjukkan penurunan rata-rata dalam potensi pertumbuhan produk domestik bruto tahunan sekitar 0,6 poin persentase dibandingkan dengan prospek Fitch selama lima tahun sebelumnya.
Potensi pertumbuhan produktif AS direvisi turun menjadi 1,4 persen dari 1,9 persen, Inggris menjadi 0,9 persen dari 1,6 persen dan zona euro menjadi 0,7 persen dari 1,2 persen. Pemotongan estimasi potensi PDB menyiratkan pertumbuhan untuk mengejar ketertinggalan selama lima tahun ke depan akan jauh lebih lemah.
"Akan ada kerusakan abadi pada potensi produktif sisi penawaran dari guncangan virus Corona ketika pengangguran jangka panjang naik, jam kerja turun dan investasi dan akumulasi modal melambat," kata Maxime Darmet, Direktur Tim Ekonomi Fitch, dilansir Bloomberg, Selasa (28/7/2020).
Selanjutnya, ekonomi pada paruh kedua tahun ini masih akan terbebani pandemi. Resesi akibat virus Corona akan menyebabkan PDB di negara-negara maju terbesar menjadi 3 persen hingga 4 persen lebih rendah daripada tren sebelum pandemi pada 2025.
Lembaga pemeringkat itu melanjutkan, prospek yang lebih lemah untuk akumulasi modal menyumbang sekitar setengah dari revisi pertumbuhan potensial. Sisanya dipengaruhi pengurangan karena rata-rata jumlah jam kerja yang jatuh.
Baca Juga
Fitch memproyeksikan pertumbuhan AS rata-rata hanya di atas 2 persen dari 2023 hingga 2025, dibandingkan dengan lebih dari 3 persen jika tidak ada penyesuaian.
Fitch mengakui bahwa risiko seputar proyeksi ini sangat besar, termasuk krisis kesehatan, serta potensi konsolidasi fiskal setelah stimulus. Sebaliknya, program subsidi pekerjaan di Eropa mungkin terbukti efektif dalam membatasi kenaikan pengangguran di benua itu dalam enam hingga 12 bulan ke depan.