Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kematian Covid-19 di Dunia 603.000 Orang, China Nyatakan Perang Corona

Angka kematian global akibat pandemi Covid-19 menembus 603.000 orang dengan Amerika Serikat menempati urutan teratas setelah mencatat lebih dari 140.000 meninggal dunia.
Kerabat menyaksikan para penggali berpakaian pelindung mengubur peti jenazah seorang pria, yang meninggal dunia akibat Covid-19 di pemakaman Vila Formosa, pemakaman terbesar di Brasil, di Sao Paulo, Brasil, Rabu (13/5/2020)./Antara
Kerabat menyaksikan para penggali berpakaian pelindung mengubur peti jenazah seorang pria, yang meninggal dunia akibat Covid-19 di pemakaman Vila Formosa, pemakaman terbesar di Brasil, di Sao Paulo, Brasil, Rabu (13/5/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Angka kematian global akibat pandemi Covid-19 menembus 603.000 orang dengan Amerika Serikat menempati urutan teratas setelah mencatat lebih dari 140.000 meninggal dunia.

Negara bagian Florida Amerika Serikat melaporkan lebih dari 10.000 kasus Covid-19 baru untuk hari kelima berturut-turut dan 89 kematian baru kemarin. Kematian di negara bagian itu meningkat lebih dari 500 orang atau 78 persen, selama dua minggu terakhir dibandingkan dengan dua minggu sebelumnya.

Lonjakan kematian tidak saja terjadi di Amerika dan Brasil, tapi juga menjalar ke negara-negara Afrika Selatan hingga India akibat ketidakmampuan menahan lonjakan infeksi baru.

Kematian Covid-19 terparah kedua masih dialami Brasil dengan kematian sebanyak 78.000 dari angka global 603.000 orang, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (20/7/2020).

Sementara itu diseluruh benua angka kematian sekitar 200.000 orang. Para ahli percaya jumlah korban pandemi di seluruh dunia jauh lebih tinggi karena adanya masalah keterbatasan pemeriksaan dan pengumpulan data.

Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) menyatakan 259.848 infeksi baru dilaporkan pada Sabtu sekaligus sebagai lonjakan tertinggi satu hari.

Sementara itu, pihak berwenang di provinsi Xinjiang, China barat menyatakan "situasi masa perang" untuk menekan lonjakan tiba-tiba dalam kasus virus corona.

Para pejabat melaporkan 17 kasus yang dikonfirmasi dan 23 infeksi tanpa gejala dini kemarin pagi dengan 269 orang di bawah pengamatan.

Pemerintah telah menempatkan Urumqi, ibukota wilayah itu, di bawah penguncian. Penerbangan, kereta bawah tanah dan layanan kereta lainnya ditangguhkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper