Bisnis.com, JAKARTA - Total kasus virus corona atau Covid-19 di wilayah Palestina telah melebihi 5.000 orang. Oleh karena itu, pemerintah Palestina memutuskan untuk memperpanjang karantina wilayah atau lockdown di wilayah tersebut.
Karantina wilayah yang bertambah lima hari itu diumumkan, Selasa (7/7/2020) malam dalam konferensi pers di Ramallah.
Juru Bicara Pemerintah Ibrahim Milhem mengumumkan perpanjangan lockdown itu sejalan dengan keadaan darurat yang dinyatakan oleh Presiden Mahmoud Abbas sebagai langkah pencegahan untuk memerangi peningkatan signifikan dalam infeksi virus corona.
Karantina wilayah lima hari, kata Milhem, akan mulai berlaku pada hari Rabu (8/7/2020) pagi hingga Senin (13/7/2020) pagi, menurut kantor berita Otoritas Nasional Palestina, WAFA.
Kebijakan tersebut membuat kegiatan bisnis maupun institusi dihentikan sementara waktu, kecuali untuk supermarket, apotek dan toko roti.
Dia menambahkan bahwa bank akan diminta untuk beroperasi selama periode penguncian dengan menerapkan prosedur darurat.
Baca Juga
Sementara itu, transportasi produk makanan dan hasil pertanian akan diizinkan dengan menerapkan keselamatan yang diperketat.
Dia menyerukan aktivasi segera komite darurat lokal di semua wilayah kegubernuran untuk memastikan kepatuhan publik terhadap langkah-langkah keselamatan dan pelarangan acara besar, termasuk pernikahan dan pertemuan belasungkawa.
Dia menegaskan bahwa siapa pun yang melanggar tindakan keselamatan publik harus dihukum dengan denda, penutupan bisnis, atau penjara.
Menurut data terbaru, kasus yang dikonfirmasi di wilayah pendudukan (Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan Gaza) mencapai 5.092.
Dari 5.092 kasus, 4.575 tercatat di Tepi Barat, 72 di Jalur Gaza dan 445 di Yerusalem Timur.
Pasien yang dinyatakan pulih telah mencapai 668 dan jumlah kematian meningkat menjadi 22, sehingga total kasus aktif sebanyak 4.402.