Bisnis.com, JAKARTA - China kembali melakukan penutupan ketat atau lockdown sekitar 400.000 orang dekat Beijing setelah ditemukan lonjakan kasus baru virus corona atau covid-19.
Adapun pembatasan diberlakukan di Anxin di provinsi Hebei. Hal itu bertujuan untuk menghindari gelombang kedua kasus corona, karena lonjakan kecil dianggap sangat serius oleh otoritas kesehatan negara itu.
Mengutip BBC Senin (29/6/2020), pemerintah setempat mengumumkan pada hari Minggu bahwa Anxin akan sepenuhnya tertutup dan dikendalikan. Hanya pekerja penting yang diizinkan keluar rumah.Sementara satu anggota rumah tangga diizinkan keluar sekali sehari untuk berbelanja kebutuhan.
Anxin berjarak sekitar 150 km (90 mil) selatan Beijing. Media China mengatakan ada 18 kasus di daerah itu sejak awal lonjakan baru-baru ini di Beijing dua minggu lalu.
Daerah itu tidak sepadat populasi pusat-pusat kota besar China, dan para ahli kesehatan setempat mengatakan mereka optimis penyebaran itu dapat dihentikan.
Selama 24 jam terakhir, Beijing melaporkan 14 kasus baru virus, menjadikan totalnya sejak pertengahan Juni di pasar makanan menjadi 311 kasus
Baca Juga
Walaupun ini adalah jumlah kecil dibandingkan dengan ribuan kasus harian di AS atau Amerika Selatan, China bereaksi cepat untuk menahan penyebaran apa pun.
Beberapa lingkungan di Beijing dibatasi, perjalanan dibatasi, dan gelombang besar pengujian baru diluncurkan.
Secara umum, China telah berhasil meratakan kurva dalam beberapa bulan terakhir. Setelah melewati 80.000 kasus yang dikonfirmasi pada awal Maret, hanya bertambah sekitar 4.700 kasus sejak itu.
Sejak pertengahan Juni, infeksi baru sebagian besar terbatas di Beijing dengan sebagian menyebar ke negara tetangga, Hebei. Negara-negara China lainnya hanya melihat sedikit infeksi satu digit, yang sebagian besar merupakan kasus impor.