Bisnis.com, JAKARTA -- Sekitar 300 orang di Inggris akan diberikan vaksin virus corona (Covid-19) selama beberapa pekan ke depan, sebagai bagian dari uji coba oleh Profesor Robin Shattock dan rekannya di Imperial College London.
Inggris akan menjadi negara pertama yang memulai uji coba imunisasi manusia dengan vaksin virus corona.
Sebelumnya, tes pada hewan menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan memicu respons imun yang efektif. Para ahli di Universitas Oxford sudah memulai uji coba pada manusia.
Uji coba itu merupakan salah satu dari sekian banyak yang ada di seluruh dunia. Saat ini, ada sekitar 120 program vaksin yang sedang berjalan.
Kathy yang berusia 39 tahun dan bekerja di bidang keuangan, menjadi salah satu sukarelawan pertama yang ikut serta dalam persidangan Kekaisaran.
Dia berkata bahwa dia menjadi sukarelawan karena dia ingin berperan dalam memerangi virus. "Saya berpikir apa yang benar-benar bisa saya lakukan untuk membantu, dan ini ternyata menjadi sesuatu yang bisa saya lakukan," katanya seperti dikutip BBC,Kamis (25/6/2020).
Dia memahami bahwa tidak mungkin semuanya akan kembali normal sampai ada vaksin, jadi ingin menjadi bagian dari kemajuan itu juga.
Setelah fase pertama ini, percobaan lain sedang direncanakan untuk Oktober yang melibatkan 6.000 orang. Tim Imperial berharap agar vaksin itu dapat didistribusikan di Inggris dan luar negeri mulai awal 2021.
Sementara itu, Duke of Cambridge bertemu relawan yang ikut serta dalam persidangan Universitas Oxford di Churchill Hospital. Pangeran William mengaku menyambut baik terhadap penelitian yang dilakukan.
"Ini adalah proyek yang paling luar biasa menarik dan sangat disambut baik, karena kalian semua melakukan hal itu dan itu sangat menarik," katanya.
Banyak vaksin tradisional didasarkan pada bentuk virus yang dilemahkan atau dimodifikasi, atau bagian dari itu. Namun, vaksin Imperial didasarkan pada pendekatan baru, menggunakan untaian kode genetik sintetis, yang disebut RNA, yang meniru virus.
Setelah disuntikkan ke otot, RNA menguatkan diri, menghasilkan salinan sendiri, dan menginstruksikan sel-sel tubuh sendiri untuk membuat salinan protein lonjakan yang ditemukan di bagian luar virus. Hal ini melatih sistem kekebalan untuk mengenali dan melawan coronavirus tanpa harus mengembangkan Covid-19.
Kepala Investigasi untuk penelitian ini, Katrina Pollock, menambahkan pihaknya tidak akan mengerjakan uji coba jika tidak merasa optimis. "Data pra-klinis tampak sangat menjanjikan. Kami mendapatkan respons antibodi penawar yang merupakan respons kekebalan yang ingin Anda lindungi dari infeksi. Tetapi masih ada jalan panjang untuk mengevaluasi vaksin ini," lanjutnya.
Adapun,penelitian ini didanai oleh £41 juta dari pemerintah Inggris, serta £5 juta dari sumbangan lainnya.