Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak Pandemi Covid-19, Ekspor Thailand Turun Paling Dalam Sejak 2009

Thailand mencatat penurunan ekspor terbesar dalam lebih dari 10 tahun akibat dampak pukulan pandemi virus corona (Covid-19) terhadap ekonomi negara yang bergantung pada perdagangan ini.
Pedagang tengah menyortir mangga di pasar grosir Talat Thai, Rangsit, Pathum Thani, Thailand/ Luke Duggleby-Bloomberg
Pedagang tengah menyortir mangga di pasar grosir Talat Thai, Rangsit, Pathum Thani, Thailand/ Luke Duggleby-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Thailand mencatat penurunan ekspor terbesar dalam lebih dari 10 tahun akibat dampak pukulan pandemi virus corona (Covid-19) terhadap ekonomi negara yang bergantung pada perdagangan ini.

Dilansir dari Bloomberg, ekspor Thailand anjlok 22,5 persen pada Mei 2020 dari periode yang sama tahun sebelumnya, penurunan terbesar sejak 2009.

Sementara itu, data Kementerian Perdagangan menunjukkan impor terjerembap 34,4 persen pada Mei dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, surplus perdagangan tercatat sebesar US$2,7 miliar.

Capaian ekspor pada Mei juga jauh lebih buruk estimasi median dalam survei Bloomberg untuk penurunan sebesar hanya 5,75 persen. Bulan lalu, Negeri Gajah Putih ini memberlakukan lockdown guna membendung penyebaran Covid-19.

Menurut Direktur Jenderal kantor kebijakan dan strategi perdagangan Kementerian Perdagangan Thailand, Pimchanok Vonkorpon, angka-angka untuk April dan Mei sudah rendah, dan mungkin tidak akan turun lebih rendah.

“Tapi kekhawatirannya adalah kapan angka-angka itu akan pulih,” tambahnya dalam suatu briefing pada Rabu (24/6/2020) pascarilis data.

Penggerak utama lainnya untuk ekonomi Thailand, pariwisata, juga runtuh karena pembatasan perjalanan, sehingga membuat ekonomi berada di jalur kontraksi terburuk dalam sekitar dua dekade.

Menambah tantangan bagi ekonomi negara ini adalah nilai tukar Baht yang telah terapresiasi lebih dari 6 persen terhadap dolar AS dalam tiga bulan terakhir sekaligus memunculkan ancaman terhadap daya saing.

Sebagai salah satu pusat perdagangan emas terbesar di Asia, ekspor emas meroket 735 persen bulan lalu. Pedagang lokal diperkirakan akan mengambil untung dari penguatan logam mulia ini dan mengubahnya menjadi baht sehingga mendorong penguatan nilai tukar mata uang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper