Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Jepang merevisi outlook perekonomiannya tahun ini seiring dengan pembukaan kembali kegiatan ekonomi.
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (19/6/2020), pemerintah Jepang menyatakan, resesi ekonomi yang saat ini terjadi telah mendekati fase bottoming out. Salah satu faktor pendorong situasi ini adalah proses pembukaan kembali kegiatan ekonomi di Negeri Sakura tersebut.
“Perekonomian Jepang masih tetap berada di kondisi yang sangat berat, tetapi sudah mulai berhenti memburuk,” demikian pernyataan kantor kabinet Jepang.
Pernyataan positif tersebut merupakan revisi positif pertama pemerintahan Jepang terhadap perekonomiannya sejak Januari 2018. Selain itu, kegiatan usaha di Jepang telah menunjukkan tren kenaikan yang disertai dengan bertambahnya konsumsi rumah tangga.
Selain itu, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, juga telah mengumumkan paket stimulus sebesar US$1,1 triliun untuk menghadapi dampak pandemi virus corona. Jumlah ini dua kali lebih besar dibandingkan paket kebijakan sebelumnya dan mencakup 40 persen dari produk domestik bruto (PDB) Jepang. Pemerintah Jepang juga akan mengumumkan cetak biru kebijakan tahunannya pada pertengahan Juli 2020
Di sisi lain, Bank Sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ) tidak mengubah kebijakan-kebijakan utamanya dalam menghadapi resesi ekonomi. Hal tersebut merupakan sinyal bahwa Bank of Japan sudah tidak berada dalam fase melawan krisis.
Baca Juga
Pada Rabu lalu, ekspor Jepang pada bulan Mei kian tenggelam seiring dengan pengiriman barang ke AS yang terpangkas hingga 50 persen. Sejumlah analis memperkirakan ekonomi Jepang akan terkontraksi 22 persen pada kuartal II/2020.