Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Sosial menyatakan ada beberapa persoalan yang menyebabkan penyaluran bantuan sosial tunai (BST) pada masa pandemi Covid-19 ini menjadi terhambat.
Menteri Sosial Juliari P. Batubara mengatakan dari tiga tahapan penyaluran BST, saat ini telah memasuki tahap kedua. Adapun, tahapan ketiga akan dilaksanakan pada minggu ketiga Juni atau menjelang anak masuk sekolah.
“Realisasi hari ini 73,3 persen dari target 9 juta. Kurang lebih 6,5 juta keluarga atau senilai Rp3,96 triliun yang telah diserahkan kepada keluarga yang dalam data kami,” kata Juliari dalam konferensi pers, Rabu (17/6/2020).
Dia menyatakan pada tahap pertama penyaluran BST, realisasinya belum mencapai 6 juta keluarga karena masih banyak daerah yang memenuhi alokasi atau kuota yang diberikan.
“Kami harap tahap kedua dan terkahir data 9 juta sudah genap. Data yang masuk ke Kemensos per hari ini kurang lebih 8,36 juta keluarga, artinya masih kurang sekitar 600.000 keluarga kami minta dari daerah,” ujarnya.
Juliari mengungkapkan bahwa adanya daerah yang belum memenuhi kuota memang menjadi salah satu persoalan yang menghambat pemenuhan penyaluran BST.
Baca Juga
“Bagi daerah yang belum siap memenuhi kuota, kami alihkan sisa kuotanya ke daerah yang lebih siap menyalurkan. Kami juga koordinasi dengan Kemendagri dan terima kasih ke Kemendagri yang telah mengeluarkan telegram agar daerah segera memperbaiki data,” ungkapnya.
Selain kendala tersebut, Juliari mengungkapkan kendala lainnya yang dihadapi ialah masih ada daerah yang meminta penundaan penyaluran bansos.
Kemudian, penyaluran di daerah remote area, jumlah loket pembayaran yang terbatas, dan keterbatasan antrian karena protokol kesehatan Covid-19.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kemensos berupaya menambah loket pembayaran di kantor PT Pos, membuka loket pembayaran di Balai Desa/Kelurahan, membuka pembayaran di komunitas untuk remote area, dan memperpanjang waktu pelayanan di loket kantor Pos dari pukul 19.00 hingga 22.00.