Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah China Kecam Pernyataan PM Jepang soal Hong Kong

China menyebut rencana Abe yang ingin memperjelas masalah di Hong Kong lewat pernyataan negara Kelompok 7 (G7) dapat mengganggu legislasi keamanan nasional di sana.
Properti di Guangzhou, China, terlihat dari bawah Jembatan Liede di atas Sungai Mutiara./Bloomberg/Qilai Shen
Properti di Guangzhou, China, terlihat dari bawah Jembatan Liede di atas Sungai Mutiara./Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China memprotes keras pernyataan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terkait isu di Hong Kong.  

China menyebut rencana Abe yang ingin memperjelas masalah di Hong Kong lewat pernyataan negara Kelompok 7 (G7) dapat mengganggu legislasi keamanan nasional di sana.

Hua Chunying, Juru Bicara Menteri Luar Negeri China, menyampaikan bahwa negara-negara di dunia harus menaati hukum internasional dan menghormati hubungan internasional.

“China sangat khawatir dengan pihak Jepang. Negara-negara yang relevan seharusnya tunduk pada hukum internasional yang aturan dasarnya sesuai dengan hubungan internasional,” kata Hua seperti dikutip Bloomberg, Rabu (10/6/2020).

Sebelumnya, Pemerintah Jepang telah berulang kali menunjukkan kekhawatiran terhadap rencana China yang ingin memberlakukan UU ekstradisi di Hong Kong.

Hal itu dinilai Jepang dapat mengikis kerangka “satu negara dengan dua sistem” yang sebelumnya berlaku di kota semi-otonomi dan hub-keuangan Asia tersebut.

Kerusuhan pun telah terjadi selama setahun terakhir di Hong Kong, yang mana tuntutan masyarakat semakin meluas sampai ingin memerdekakan diri dari China Daratan.

“Saya ingin Jepang memimpin di G7 bahwasanya pernyataan memang harus dibuat,” kata Abe kepada komite parlemen pada Rabu (10/6/2020).

Abe mengingatkan bahwa negara G7 memiliki peran signifikan dalam tatanan internasional, bahkan peran itu semakin kuat setelah terbentuk kelompok yang lebih besar seperti negara kelompok 20 (G20). 

Menurutnya, negara-negara yang tergabung baik di G20 maupun G7 sama-sama memiliki nilai universal yang mendukung kemerdekaan (freedom), berdemokrasi (democracy), dan memiliki hukum (rule of law).

Pernyataan Abe tersebut tampaknya bisa mempengaruhi hubungannya dengan China selaku mitra dagang terbesar dan dengan AS sebagai mitra militer.

Tensi antara AS dan China sendiri masih belum membaik sejak perang dagang pecah pada 2018 dan kian berlarut-larut. Belum selesai dengan urusan luar negeri, pandemi Covid-19 yang muncul di Negara Tirai Bambu pada awal tahun ini pun semakin menyulitkan Pemerintah China untuk mengurus masalah Hong Kong.

Selain dengan Jepang, tensi China juga meningkat dengan negara G7 lainnya seperti Inggris. Adapun, Inggris telah meminta penyelidikan terhadap perusahaan teknologi asal China, Huawei Technologies Co., yang dapat menghambat perseroan mengembangkan jaringan 5G di Negeri Ratu Elizabeth,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper