Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF: Negara Miskin Bisa Gagal Tanpa Bantuan Utang

IMF meminta para kreditor membantu negara-negara miskin dengan memberikan restrukturisasi kredit.
Logo The International Monetary Fund (IMF)./Reuters
Logo The International Monetary Fund (IMF)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala International Monetary Fund meminta kreditor swasta bergabung dengan Group of 20 dalam memberikan keringanan utang bagi negara-negara termiskin di dunia.

Direktur Pelaksana Kristalina Georgieva mengatakan penangguhan layanan utang akan menyediakan waktu untuk merestrukturisasi kredit.

Investor swasta bulan lalu menyebutkan kemungkinan untuk menawarkan uang tunai ke negara-negara berpenghasilan rendah sebagai upaya meringankan beban pembayaran utang US$140 miliar yang jatuh tempo tahun ini. Tawaran itu sekaligus untuk membantu mereka memerangi pandemi virus Corona.

Meskipun demikian, Kelompok advokasi Jubilee Debt Campaign menilai sifat sukarela dari tawaran tersebut bisa saja gagal meringankan beban yang ditanggung oleh beberapa negara berkembang.

"Kegagalan untuk memberikan bantuan dan restrukturisasi akan mengarah pada pilihan yang jauh lebih buruk, yang akan menyebabkan kegagalan. Kita bisa mencegahnya," kata Georgieva dikutip dari Bloomberg, Rabu (10/6/2020).

Dalam acara terpisah, Wakil Pertama Georgieva, Geoffrey Okamoto, mengatakan bahwa IMF mencari cara untuk memobilisasi aset cadangan yang ada daripada menciptakan yang baru untuk membantu negara menangani dampak ekonomi dari pandemi global.

Pendanaan ini akan mencari cara untuk memungkinkan adanya hak penarikan khusus atau Special Drawing Right (SDR). Hanya saja, usulan alokasi pendanaan SDR$ 500 miliar diblokir pada bulan April oleh pemegang saham terbesar IMF, AS.

"Ketika saya berpikir diri saya dan orang lain akan tertarik pada alokasi SDR umum, kami sedang mengeksplorasi setiap opsi yang tersedia untuk memastikan bahwa kami secara efektif mendapatkan manfaat dari alokasi SDR tetapi dengan stok yang ada yang saat ini kami miliki," kata Okamoto.

Georgieva sebelumnya mengatakan bahwa IMF ingin menemukan cara untuk mendapatkan SDR dari negara-negara kaya untuk disalurkan ke negara-negara yang lebih miskin.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada bulan April pemerintahan Trump menentang rencana untuk menciptakan lebih banyak aset cadangan yang dialokasikan ke negara-negara secara proporsional tidak menjadi bagian pemungutan suara IMF.

Artinya, 70 persen dana akan pergi ke negara-negara G-20 yang tidak membutuhkan bantuan. Sedangkan, hanya 3 persen dana yang disalurkan ke negara-negara berkembang termiskin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper