Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selandia Baru Kembali Longgarkan Lockdown Pekan Depan

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan tingkat status siaga dapat diturunkan ke level 1 pada 10 Juni 2020 yang berarti aturan tentang jarak fisik dan pembatasan kumpulan massa dihapus.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern/Bloomberg-Mark Coote
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern/Bloomberg-Mark Coote

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Selandia Baru berencana melonggarkan sebagian besar pembatasan pergerakan pada pekan depan.

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan tingkat status siaga dapat diturunkan ke level 1 pada 10 Juni 2020 yang berarti aturan tentang jarak fisik dan pembatasan kumpulan massa dihapus.

Namun demikian kontrol perbatasan yang ketat akan tetap diberlakukan untuk mencegah infeksi baru virus Corona yang datang dari luar negeri. Kabinet akan membuat keputusannya pada 8 Juni 2020.

"Strategi kami untuk bekerja keras dan awal telah membuahkan hasil, dalam beberapa kasus melampaui harapan," kata Ardern pada konferensi pers di Wellington, dilansir Bloomberg, Selasa (2/6/2020).

Ardern melanjutkan, dengan segera menurunkan status siaga ke level 1, Selandia Baru akan menjadi salah satu negara pertama di dunia yang mengalami pandemi dan kemudian kembali ke tingkat normalitas dengan cepat.

Selandia Baru kini hanya menyisakan satu kasus aktif dan tidak ada infeksi baru dalam 11 hari terakhir. Pencapain tersebut berkat pemberlakuan salah satu penguncian paling ketat di dunia, meminta semua orang untuk tinggal di rumah dan hanya mengizinkan layanan penting untuk beroperasi.

Karantina selama tujuh minggu berakhir pada 14 Mei 2020, tetapi pembatasan residual tetap berlaku untuk membatasi interaksi sosial di toko-toko, restoran, dan ruang publik.

Ardern mengatakan pemerintah telah merencanakan untuk meninjau pembatasan-pembatasan itu pada 22 Juni 2020 tetapi tidak adanya kasus baru memungkinkan keputusan untuk dimajukan. Negara itu telah mencatat 1.504 infeksi yang telah dikonfirmasi dan hanya 22 kematian.

Jika berhasil memberantas patogen, Selandia Baru akan menjadi yang pertama di antara negara-negara yang mengalami wabah yang cukup besar.

Pemerintah mengatakan karantina yang ketat dapat menimbulkan lebih banyak pukulan ekonomi pada awalnya, tetapi memungkinkan pemulihan lebih cepat daripada banyak negara lain.

Perbatasan yang ditutup memang sangat merugikan industri pariwisata sebagai sumber pendapatan devisa terbesar Selandia Baru. Namun, hal itu tampaknya sepadan dengan statusnya kini sebagai negara bebas virus.

"Kami memiliki situasi yang patut ditiru karena memiliki pilihan," kata Ardern.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper