Bisnis.com, NEW YORK – Amerika Serikat dan Inggris memutuskan untuk membawa rencana China memberlakukan undang-undang keamanan baru di Hong Kong ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Langkah itu memicu kritik dari China dan Rusia terhadap Amerika Serikat terkait dengan penggunaan kekuatan berlebihan terhadap orang kulit hitam.
Dewan beranggotakan 15 negara itu secara informal membahas Hong Kong dalam pertemuan virtual tertutup setelah China menentang seruan AS untuk pertemuan resmi dewan terbuka, dengan alasan bahwa itu bukan masalah perdamaian dan keamanan internasional.
Duta Besar AS Kelly Craft bertanya: "Apakah kita akan mengambil sikap terhormat untuk membela hak asasi manusia dan cara hidup bermartabat yang dinikmati dan dihargai jutaan warga Hong Kong ... atau kita membiarkan Partai Komunis China melanggar hukum internasional dan memaksakan kehendaknya pada rakyat Hong Kong?"
Parlemen China pada Kamis menyetujui keputusan untuk melanjutkan penerapan undang-undang yang oleh para pegiat demokrasi, diplomat, dan sebagian orang di dunia bisnis khawatir akan membahayakan status semi-otonomi dan peran Hong Kong sebagai pusat keuangan global.
"Undang-undang ini berisiko membatasi kebebasan yang China bersikeras tegakkan sebagai masalah hukum internasional," kata pejabat Duta Besar Inggris Jonathan Allen setelah diskusi dewan. "Kami juga sangat khawatir itu memperburuk perpecahan di Hong Kong."
Para diplomat mengatakan Rusia dan China menanggapi selama diskusi dewan dengan mengkritik Amerika Serikat atas pembunuhan seorang pria kulit hitam tak bersenjata - yang terlihat di video kehabisan nafas sementara seorang polisi kulit putih berlutut di lehernya - di Minneapolis dan penanganan keresahan yang semakin meningkat.
"Mengapa AS menyangkal hak China untuk memulihkan perdamaian dan ketertiban di Hong Kong sementara secara brutal membubarkan kerumunan di dalam negeri?" tanya Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy dalam cuitan di Twitter setelah diskusi dewan sebagaimana dilansir Antara menguti Reuters pada Sabtu (30/5/2020) malam WIB.
Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan bahwa Amerika Serikat dan Inggris harus "mengurus urusan mereka sendiri," menambahkan bahwa: "Setiap upaya untuk menggunakan Hong Kong untuk ikut campur dalam masalah-masalah internal China pasti gagal.