Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dalam 24 Jam, Jumlah Kasus Positif Covid-19 di AS Naik 16.429

AS terus bergulat mengadang penyebaran virus corona Covid-19. Dalam 24 jam terakhir terdapat kenaikan 16.429 kasus.
Seorang perawat menghapus air matanya saat ia berdiri di luar NYU Langone Medical Center di 1st Avenue di Manhattan saat Polisi New York (NYPD) dan unit lainnya datang untuk menyemangati dan berterima kasih kepada tenaga kesehatan saat penyebaran Covid-19) mengganas di New York, AS, Kamis (16/4/2020)./Antara/Reuters
Seorang perawat menghapus air matanya saat ia berdiri di luar NYU Langone Medical Center di 1st Avenue di Manhattan saat Polisi New York (NYPD) dan unit lainnya datang untuk menyemangati dan berterima kasih kepada tenaga kesehatan saat penyebaran Covid-19) mengganas di New York, AS, Kamis (16/4/2020)./Antara/Reuters

Bisnis.com, WASHINGTON – Amerika Serikat masih terus bergulat mengadang penyebaran virus corona Covid-19. Dalam 24 jam terakhir hingga Kamis (28/5/2020) siang WIB, terdapat kenaikan 16.429 kasus.

Dengan tambahan sebanyak itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), jumlah kasus positif Covid-19 mencapai 1.678.843 kasus.

Selama 24 jam terakhir, jumlah kematian juga meningkat sebanyak 770 menjadi 99.031. Angka CDC itu tidak mewakili jumlah kasus yang dilaporkan oleh setiap negara bagian.

Sebelumnya pada awal Mei, Presiden AS Donald Trump berharap bahwa jumlah korban kematian akibat corona di AS tak mencapai 100.000 jiwa. Dia memberikan perkiraan sekitar 70.000 jiwa.

Media AS telah membuat komparasi antara korban perang Vietnam yang berkisar angka 63.000 jiwa dan korban meninggal akibat corona yang melampaui jumlah tersebut.

Perkiraan yang disampaikan pejabat kesehatan pemerintahan Trump, Anthony Fauci, justru yang mendekati kenyataan bahwa korban meninggal akibat corona bisa mencapai 100.000 jiwa.

Trump termasuk pemimpin negara yang berhasrat segera melonggarkan karantina wilayah untuk menghidupkan kembali bisnis di negaranya.

Hal serupa juga dikehendaki oleh Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang kini harus menghadapi situasi corona di negaranya, yang jumlah kasus dan korban meninggal akibat coronanya berada di peringkat kedua setelah AS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper