Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang memutuskan segera mengakhiri status darurat di Tokyo dan sekitarnya serta Hokkaido, sebagai bagian dari upaya untuk membuka kembali perekonomiannya secara bertahap.
Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura mengemukakan rencananya tersebut kepada panel pemerintahan dan mulai merencanakan pelonggaran terhadap beberapa daerah. Rencana pelonggaran itu tercatat satu minggu lebih cepat dari jadwal yang sudah ditentukan.
“Sudah tidak ada urgensi untuk memberlakukan status darurat di seluruh negara. Kami ingin meminta saran untuk segera membuka kembali ekonomi,” katanya, dilansir dari Bloomberg, Senin (25/5/2020).
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dijadwalkan untuk memberikan penjelasan mengenai keputusan Jepang terkait virus corona (Covid-19) pada pukul 6 sore waktu setempat.
Tokyo sendiri mencatatkan 14 kasus baru Covid-19 pada Minggu (24/5/2020), angka tertinggi sejak 16 Mei, setelah hanya 2 kasus baru dilaporkan pada Sabtu (23/5/2020). Akumulasi kasus baru selama 7 hari sebanyak 50, di bawah batas acuan yakni 70, atau 0,5 orang per 100.000. Batasan ini merupakan acuan pemerintah untuk mengakhiri status darurat.
Abe mulai memberlakukan status darurat di Tokyo dan sekitarnya mulai 7 April yang kemudian diperluas secara nasional. Sejak pertengahan Mei, Jepang mulai melonggarkan aturan di sejumlah daerah yang mencatatkan penurunan infeksi baru. Kawasan Tokyo yang merupakan episentrum pandemi Covid-19 adalah area terakhir yang mendapatkan pelonggaran.
Tokyo dan kawasan sekitarnya termasuk Prefektur Chiba, Kanagawa, dan Saitama memiliki populasi hingga 35 juta orang dengan nilai ekonomi mencapai 182,2 triliun yen (US$1,7 triliun).