Bisnis.com, JAKARTA – Menjelang Idulfitri, kementerian dalam negeri Prancis mengizinkan warganya memulai kembali ibadah bersama setelah penangguhan selama 2 bulan akibat wabah Covid-19, tapi umat yang beribadah harus mengenakan masker.
Sebagaimana dilansir Antara dari Reuters pada Sabtu (23/5/2020), kementerian itu mengatakan akan mengeluarkan satu keputusan yang menguraikan aturan-aturan baru bagi kegiatan keagamaan bersama.
Di bawah keputusan itu, larangan berkumpul yang diberlakukan pada Maret, sebagai bagian upaya pemerintah mencegah penyebaran corona, akan dicabut.
Namun, ibadah bersama harus mematuhi persyaratan termasuk memakai masker, jaga jarak setidaknya 1 meter di antara umat yang beribadah, dan mencuci tangan.
Pemerintah Prancis melonggarkan beberapa pembatasan penutupan wilayahnya awal bulan ini, tapi tidak melonggarkan larangan ibadah bersama.
Hal itu memunculkan keluhan dari kelompok-kelompok keagamaan, yang mengatakan mereka diperlakukan tidak adil.
Baca Juga
Pernyataan kementerian itu menyebut pemerintah berharap ibadah dimulai kembali awal Juni, tapi dalam beberapa kasus kelompok-kelompok keimanan dapat beribadah bersama begitu aturan baru diterbitkan, yang menurut pemerintah akan dilakukan "dalam beberapa jam mendatang".
Umat Islam—yang jumlahnya sekitar 9 persen dari populasi Prancis yang sekitar 67 juta, menurut laporan Pew Research Center pada 2017—pada akhir pekan ini merayakan Idulfitri.