Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah ketidakpastian karena pandemi virus Corona, Pemerintah China memutuskan tidak menempatkan target numerik untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini. Hal itu berdasarkan teks kebijakan tahunan Perdana Menteri Li Keqiang.
"Saya ingin menunjukkan bahwa kami belum menetapkan target spesifik untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini. Ini karena negara kita akan menghadapi beberapa faktor yang sulit diprediksi dalam perkembangannya karena ketidakpastian besar mengenai pandemi Covid-19 dan lingkungan ekonomi dan perdagangan dunia," kata Li, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (22/5/2020).
Pergeseran dari kebiasaan untuk menetapkan pertumbuhan ekonomi selama beberapa dekade merupakan bentuk pengakuan bahwa pandemi ini menyebabkan keruntuhan mendalam pada ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Dengan prospek pertumbuhan yang tergantung juga pada upaya mitra dagang untuk mengendalikan pandemi, pemerintah mengalihkan fokusnya ke lapangan kerja dan menjaga stabilitas.
Li menetapkan target untuk 9 juta lapangan kerja di perkotaan, lebih rendah dari target tahun sebelumnya sekitar 11 juta. Sementara itu, target untuk tingkat pengangguran perkotaan yang disurvei sekitar 6 persen, lebih tinggi dari target 2019.
Adapun target defisit anggaran melebar ke lebih dari 3,6 persen dari PDB, menyiratkan kekurangan yang jauh lebih besar dari target 2019 sebesar 2,8 persen. Pengeluaran lebih besar untuk membangkitkan kembali ekonomi yang terpukul pandemi dan mengendalikan penyebaran virus Corona akan didanai oleh penerbitan utang negara sebesar 1 triliun yuan (US$141 miliar).