Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Kucurkan Dana Tambahan 1,2 Miliar Dolar untuk Kembangkan Vaksin Corona

Setelah Johnson & Johnson, Moderna Inc., hingga Sanofi, kini Pemerintah AS berinvestasi kepada AstraZeneca Plc untuk pengembangan vaksin corona di Universitas Oxford.
Ilustrasi dokter akan menyuntikkan vaksin/istimewa
Ilustrasi dokter akan menyuntikkan vaksin/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kritik keras atas kebijakan lamban dalam penekanan angka infeksi Covid-19 bikin pemerintah AS mengambil sikap berani. Pada Kamis (21/5/2020) hari ini, Negeri Paman Sam mengumumkan pendanaan tambahan sebesar US$1,2 miliar untuk AztraZeneca Plc.

Lewat dana tersebut, Astra lantas diberi tugas membantu pengembangan vaksin yang tengah dilakukan Universitas Oxford.

"AS akan terus melakukan investasi-investasi besar untuk pengembangan vaksin selama belum ada satu pun penemuan vaksin yang dinyatakan bisa mengatasi corona," ujar Sekretaris Departemen Kesehatan dan Kemanusiaan Alex Azar seperti dilansir Bloomberg, Kamis (21/5/2020).

Ini bukan kali pertama AS melakukan investasi ke perusahaan vaksin. Sebelumnya kucuran dana juga diberikan untuk perusahaan lain seperti Johnson & Johnson, Moderna Inc., hingga Sanofi.

Atas investasi besar-besaran tersebut, tak tanggung-tanggung, pemerintah menargetkan secepat-cepatnya 300.000 dosis vaksin tersedia pada awal Oktober 2019. 

Bagi sejumlah pengamat dan pakar kesehatan target tersebut dinilai tak rasional, tetapi pemerintahan Trump masih meyakini mereka berada di jalur yang tepat.

Per Kamis (21/5/2020) hari ini, data Johns Hopkins University mencatat total kasus positif Covid-19 di Negeri Paman Sam sudah menyentuh angka 1,58 juta. Adapun pasien sembuh berada di kisaran 301.000, dan korban meninggal mencapai 93.806 jiwa.

Adapun secara global, pandemi Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 5,01 juta orang, dengan jumlah pasien sembuh berada di kisaran 1,91 juta. Total kematian akibat virus ini telah melampaui angka 328.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper