Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Corona Tak Kunjung Reda, Semua Sektor Harus Siap Hadapi New Normal

CEO Indobarometer M. Qodari memprediksi gaya hidup baru akibat Covid-19 akan sangat panjang lantaran belum adanya vaksin.
Warga menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan di Jakarta, Selasa (7/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan di Jakarta, Selasa (7/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat disebut-sebut bakal merasakan gaya hidup baru yaitu new normal akibat pandemi virus Corona (Covid-19). CEO Indobarometer M. Qodari mengatakan gaya hidup baru akibat Covid-19 ini diprediksi akan sangat panjang lantaran belum adanya vaksin.

Qodari menyatakan kalaupun vaksin telah ditemukan, maka belum tentu kehidupan akan serta merta kembali seperti sebelum ada pandemi virus Corona. Diketahui semenjak ada virus Corona, gaya hidup masyarakat banyak berubah, misalnya perkumpulan hingga kegiatan ibadah kini dibatasi.

“Ada yang mengatakan bulan depan ada yang mengatakan lihat sikon dia mengatakan bahwa new normal akan punya rentang sangat panjang rentang pertama virus masih ada vaksin belum ditemukan, kedua vaksin ditrmukan tapi pelaku normal lama tidak dilakukan,” kata Qodari dalam sebuah diskusi, Senin (18/5/2020).

Dengan adanya new normal, dia menyarankan semua sektor agar bersiap. Setidaknya ada tiga sektor yang harus bersiap. Pertama, pemerintah harus bersiap melakukan tata kelola di era new normal setelah pandemi Covid-19.

Kedua, sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan terakhir adalah sektor swasta yang perlu bersiap dalam menghadapi eran normal yang baru.

“Untuk swasta, bagaimana mall kalau buka lagi protokolnya seperti apa. Saya kenal dengan orang yang persiapkan di Indonesia. Saya kira persis dengan yang di Thailand suasananya,” kata Qodari.

Di sisi lain Business and Communication Coach Helmy Yahya memprediksi bakal banyak terjadi pergeseran dengan adanya new normal kedepannya. Menurutnya, ada banyak sektor yang harus melakukan penyesuaian.

“Ada beberapa bisnis yang terancam kedepan terutama travel pariwisata dan ikutannya, itu airlines hospitality, itu terancam kayak apa sih bioskop itu nanti yang dulu kapasitasnya 100 kini jadi direnggangkan jadi 60 persen, restoran juga, apa yang terjadi omzetnya tidak akan seperti dulu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper