Bisnis.com, JAKARTA - Airbus SE sedang mempersiapkan PHK permanen setelah berbicara dengan serikat pekerja bahwa perusahaan perlu mengendalikan produksi di tengah jatuhnya permintaan.
Sumber Bloomberg, yang dekat dengan masalah ini, menyebutkan bahwa diskusi telah dimulai dengan kelompok-kelompok buruh di Jerman, Prancis dan Spanyol. Proses formal diharapkan akan dimulai minggu depan. Jumlah posisi yang akan dieliminasi belum diputuskan, demikian dilaporkan Bloomberg, Kamis (14/5/2020).
Pimpinan Airbus akan membicarakan rencana awal berdasarkan pada rapat minggu depan. Kemungkinan dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk sampai pada angka akhir kelebihan sumber daya, yang akan tergantung pada kedalaman penurunan kedirgantaraan dan negosiasi dengan serikat pekerja. Proses ini juga akan mencakup staf di kantor pusat pembuat pesawat di Toulouse, Prancis.
"Prospek kehilangan pekerjaan di industri dirgantara telah bergolak selama setidaknya satu bulan. Pengiriman pesawat tidak bisa turun 35 persen tanpa ada konsekuensinya," kata Sandy Morris, analis di Jefferies.
Langkah-langkah tersebut mengikuti pembalikan cepat pasar pesawat terbang yang mengalami pertumbuhan dalam satu dekade sebelum pandemi virus Corona menyerang.
Upaya penanganan wabah telah memangkas drastis perjalanan udara, memaksa maskapai penerbangan untuk memarkir pesawat dan menempatkan operator ke dalam kesulitan keuangan. Dengan permintaan yang turun, Airbus telah memangkas lebih dari sepertiga sasaran produksi.
Chief Executive Officer Guillaume Faury bulan lalu memperingatkan bahwa langkah mencutikan 6.000 pekerja mungkin hanya awal. Perusahaan akan meninjau situasi pada Juni mendatang ketika mungkin ada lebih banyak visibilitas.
Sementara itu, Airbus menolak mengomentari pertemuan internal tersebut. Dalam pernyataannya, perusahaan menyatakan akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan masa depan Airbus dan mitra sosialnya.
Sumber tersebut mengatakan, prioritas pertama adalah mengurangi beberapa pekerja sementara dan subkontrak, termasuk 1.100 di Jerman, dengan langkah-langkah serupa di Prancis dan AS.
Tindakan itu akan menghantam divisi terbesar Airbus, yakni pesawat komersial, yang mengalami kondisi lebih sulit daripada helikopter dan pertahanan. Karyawan pada program pesawat berbadan lebar, bagian dari pasar yang membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih, akan mengalami lebih banyak pemangkasan daripada mereka yang berada di unit pesawat berbadan sempit.
Saham Airbus di Paris tergelincir 0,3 persen menjadi 49,45 euro pada Kamis pukul 9.26. Sepanjang tahun ini, saham Airbus telah turun 62 persen.
Industri penerbangan kini bergeser dari manajemen krisis ke penyesuaian operasi yang drastis. Airbus menunda produksi armada jet-nya dan sejumlah pesanan untuk mengantisipasi pemulihan yang lambat. Bahkan ada pula pesanan yang dibatalkan. Selain itu, Airbus juga menunda rencana perakitan pesawat berbadan sempit A321 di Toulouse.
Pesaingnya dari AS yakni Boeing Co. mengatakan akan memangkas sekitar 16.000 pekerjaan untuk menghemat uang dan beradaptasi dengan pasar pesawat komersial yang menyusut. Sedangkan Rolls-Royce Holdings Plc, yang memasok mesin untuk pesawat Airbus, berencana mengurangi 8.000 pekerjaan.
Maskapai penerbangan di seluruh dunia sedang melakukan efisiensi. Pemangkasan besar-besaran terjadi di Eropa.British Airways berencana untuk memindahkan 12.000 pos dan memberlakukan paket cuti. Sedangkan TUI AG mengatakan akan memangkas 8.000 tenaga kerja.
Faury telah memperingatkan bahwa Airbus menghadapi keputusan sulit mengenai pemutusan hubungan kerja permanen setelah merumahkan ribuan staf di seluruh pabrik di Prancis, Jerman, Inggris, dan Spanyol.