Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diaspora Desak Pemerintah Tingkatkan Diplomasi Vaksin Covid-19

Penggagas Kongres Diaspora Indonesia Dino Patti Djalal meminta pemerintah untuk segera meningkatkan diplomasi vaksin terkait penanganan Covid-19 yang diperkirakan rampung tahun depan.
Ilustrasi dokter akan menyuntikkan vaksin/istimewa
Ilustrasi dokter akan menyuntikkan vaksin/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Penggagas Kongres Diaspora Indonesia Dino Patti Djalal meminta pemerintah untuk segera meningkatkan diplomasi vaksin terkait penanganan Covid-19 yang diperkirakan rampung tahun depan.

“Kita khawatir jika vaksin itu bakal diperebutkan oleh banyak negara ketika sudah mulai diproduksi dan didistribusikan,” kata Dino saat memberi keterangan pers secara daring bersama Gugus Tugas, pada Senin (11/5/2020).

Tentu, menurut dia, negara yang akan kesulitan memperoleh vaksin adalah negara berkembang. Sementara, dia mengimbuhkan, ekonomi akan bergerak lambat akibat pandemi Covid-19.

“Kita akan masuk ke situasi krisis. Kita harus kerjakan diplomasi vaksin dan jangan jadikan WHO tempat bersaing secara negatif,” tuturnya.

Perusahaan farmasi Jerman BioNTech telah mulai menguji vaksin potensial untuk virus corona baru SARS-CoV-2 penyebab wabah Covid-19 terhadap para sukarelawan.

BioNTech, yang bekerja dengan perusahaan Pfizer asal AS, menyatakan kemarin 12 peserta uji klinis di Jerman menerima dosis kandidat vaksin BNT162 sejak 23 April.

Banyak perusahaan farmasi berlomba untuk membuat vaksin untuk virus yang telah menyebabkan pandemi dan menyebabkan lebih dari 215.000 kematian di seluruh dunia, serta menginfeksi sedikitnya tiga juta orang.

BioNTech menyatakan selanjutnya pihaknya akan mulai meningkatkan dosis BNT162 dalam uji coba yang melibatkan sekitar 200 peserta berusia 18 hingga 55 tahun seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (30/4/2020).

Perusahaan itu berharap menerima persetujuan untuk segera memulai uji coba di Amerika Serikat.

Meski vaksin yang aman dan efektif masih lebih dari satu tahun lagi diluncurkan, namun para peneliti bergegas untuk menggunakan kembali obat-obatan yang ada dan terapi non-obat selain menguji obat-obatan eksperimental yang menjanjikan dan telah masuk uji klinis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper